Jokowi Resmikan Pelabuhan Wani dan Patoloan di Sulteng, Anggaran Rp 233 M

27 Maret 2024 8:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo kunjungan kerja ke Sulawesi Tengah. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo kunjungan kerja ke Sulawesi Tengah. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi pagi ini meresmikan Pelabuhan Wani dan Pantoloan di Sulawesi Tengah, Rabu (27/3). Dalam sambutannya, Jokowi mengungkapkan pentingnya pelabuhan sebagai kunci perkembangan ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Penting bagi mobilitas barang, penting bagi mobilitas orang, dan kita tahu 2018 di Palu, Sulawesi Tengah terkena bencana gempa dan tsunami," kata Jokowi dalam sambutannya.
Jokowi menyebut, pelabuhan saat itu menjadi infrastruktur yang mengalami kerusakan. Sehingga, rehabilitasi dan rekonstruksi harus dilakukan.
"Rehabilitasi ini dibiayai dari ADB sebesar Rp 233 miliar dengan tujuan mengembalikan fungsi pelabuhan yang terdampak bencana gempa dan tsunami, meningkatkan kapasitas pelayanan pelabuhan sebagai simpul aktivitas logistik, dan meningkatkan konektivitas daerah serta mendukung aktivitas ekonomi di provinsi Sulawesi Tengah," ungkapnya.
Ia menyebut, pelabuhan tersebut dapat mendukung pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Bahkan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat menyebut diperlukan kapal Rollon-Rolloff (kapal Ro-Ro) untuk mobilisasi dari Sulteng ke Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
"Saya setuju itu diadakan karena banyak bahan untuk pembangunan, utamanya batu-batuan pasir itu berasal dari Sulawesi Tengah. Mungkin hampir semuanya dari sini dan nilainya itu juga bukan hanya miliar tetapi sudah triliun, sehingga yang dibangun di Kalimantan Timur yang seneng Sulawesi Tengah," tuturnya.
Selain itu, Jokowi menegaskan Indonesia harus terus meningkatkan fasilitas pelabuhan supaya tidak kalah dengan pelabuhan di negara lain.
"Diperkuat dengan standar pelayanan, standar manajemen, standar teknologi, dilengkapi dengan layanan logistik yang terintegrasi, terkoneksi dengan moda angkutan lainnya agar pelayanan semakin cepat dan efisien. Karena apa pun sekarang ini ada persaingan, apa pun sekarang ini adalah kompetisi. Siapa yang cepat dia yang akan memenangkan merebut kue ekonomi yang ada di dunia," pungkasnya.
ADVERTISEMENT