Jokowi Sentil Pihak-pihak yang Keruk Untung dari Impor LPG dan Avtur

16 Desember 2019 13:24 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan segala upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi impor. Saat ini Indonesia tengah mengalami defisit neraca perdagangan, salah satu cara untuk mengatasinya adalah menekan impor.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka Peresmian Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12).
Salah satu yang ditekankan yaitu permintaan Jokowi agar impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) dapat dihentikan. Jokowi mengungkapkan, batu bara yang ketersediannya melimpah di dalam negeri bisa diolah menjadi produk substitusi dari LPG.
"Misalnya gas (LPG), gas ini batu bara bisa diolah menjadi gas, sehingga enggak perlu impor LPG. Karena bisa dibuat dari batu bara kita yang melimpah, kok kita impor?" kata Jokowi di lokasi.
Presiden Joko Widodo. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Jokowi lantas menyentil pihak-pihak yang dianggap senang mengambil keuntungan lewat impor. Dia memperingatkan yang bersangkutan agar tidak menghambat kegiatan pengolahan bahan mentah di Indonesia untuk memangkas impor. Misalnya gasifikasi batu bara untuk menggantikan LPG.
ADVERTISEMENT
"Lah ini yang senang impor bukan saya cari, sudah ketemu siapa yang senang impor, sudah ngerti saya. Saya ingatkan bolak balik, kamu hati-hati, saya ikuti kamu, jangan halangi orang ingin membikin batu bara jadi gas gara-gara kamu senang impor gas. Kalau ini bisa dibikin, sudah enggak ada impor gas (LPG) lagi," ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini bahkan secara tak langsung menunjukkan ketidakpeduliannya, jika nanti pihak-pihak yang kerap melakukan impor itu kehilangan keuntungan.
"Saya kerja apa pak? Ya terserah kamu. Kamu sudah lama menikmati ini. Impor minyak sama. Lifting produksi minyak, sumur kita banyak, kenapa enggak genjot produksi?" ujarnya.
Pekerja mengecek pasokan tabung gas LPG 3Kg. Foto: antarafoto
Tak hanya soal impor gas LPG saja. Jokowi juga menyoroti impor minyak untuk bahan bakar pesawat. Sebab, avtur untuk bahan bakar pesawat menurutnya bisa disubstitusi dengan hasil olahan dari minyak sawit.
ADVERTISEMENT
"Karena ada yang masih senang impor minyak. Sudah saya pelajari, enggak benar kita ini. Avtur masih impor, padahal crude palm oil bisa dipindah jadi avtur," ujarnya.
"Kok kita senang impor avtur karena ada yang hobinya impor karena untung gede, sehingga transformasi ekonomi kita mandek karena hal-hal ini," pungkasnya.