Jokowi: Setop Impor Rayon, Kita Bisa Produksi Sendiri

21 Februari 2020 14:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi saat meresmikan pabrik APR di Riau, Jum'at (21/2). Foto: Dok. APR
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi saat meresmikan pabrik APR di Riau, Jum'at (21/2). Foto: Dok. APR
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menganggap segala fasilitas yang ada di pabrik rayon terintegrasi Asia Pacific Rayon (APR) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, sangat modern.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi hal itu bisa dilihat dari nursery pembibitan di pabrik milik taipan Sukanto Tanoto tersebut. Jokowi mengaku kaget kapasitas pembibitan APR mencapai 300 juta. Jumlah itu dianggapnya terbesar di dunia.
"Banyak saya kira belum dilihat, bahwa kita memiliki potensi besar dalam industri rayon ke depan. Jadi tidak usahlah kita impor rayon, kita sendiri sudah bisa memproduksinya," kata Jokowi seusai meresmikan Pabrik APR di Riau, Jumat (21/2).
Jokowi menegaskan saat ini industri di dalam negeri seperti APR harus didorong. Sebab, kata dia, industri lokal yang memiliki manajemen dan kekuatan atau kemampuan yang bagus, bakal mempengaruhi perekonomian negara.
Jokowi (kedua kanan) saat meresmikan pabrik APR di Riau, Jum'at (21/2). Foto: Dok. APR
"Ini juga bisa mengurangi impor, artinya bisa mengurangi defisit neraca perdagangan. Diharapkan neraca transaksi berjalan juga semakin baik kalau enggak usah dikit-dikit impor. Semuanya dari hulu sampai hilir dikerjakan di dalam negeri," ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengungkapkan APBN tahun ini berada di angka Rp 2.200 triliun. Jumlah tersebut pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi hanya 23 persen. Untuk itu, pertumbuhannya harus didukung dunia usaha.
"Artinya 77 persen tumbuhnya ekonomi sangat bergantung pada dunia dunia usaha, kepada dunia swasta," tutur Jokowi.
Pabrik ini merupakan ekspansi dan investasi yang ditanamkan Royal Golden Eagle (RGE), selaku induk usaha APR. Serta, ekspansi bisnis RAPP yang sebelumnya hanya bergerak di sektor pulp dan kertas.