Jokowi soal Ahok dan Bos Pertamina ke Istana: Itu Urusan Migas

10 Desember 2019 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Basuki Thahaja Purnama (BTP) alias Ahok di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Basuki Thahaja Purnama (BTP) alias Ahok di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (9/12). Jokowi membeberkan isi pertemuan tertutup yang berlangsung selama sekitar 2 jam itu.
ADVERTISEMENT
"Itu urusan migas, urusan yang berkaitan dengan impor migas, urusan menyangkut B20-B30," kata Jokowi di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Selasa (10/12).
Dalam pertemuan itu, Nicke dan Ahok menyanggupi untuk berupaya menekan defisit neraca perdagangan RI akibat impor migas. Jokowi memerintahkan Pertamina meningkatkan produksi minyak dan gas.
"Ingin urusan yang berkaitan dengan defisit transaksi berjalan kita bisa diturunkan kalau impor migas dikendalikan dengan baik dan juga lifting migas bisa dinaikkan, intinya mereka menyanggupi," ujar Jokowi.
Petugas melintas di depan jaringan pipa minyak di kilang unit pengolahan (Refinery Unit) V. Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Jokowi juga meminta Pertamina mengawasi penerapan B30 atau pencampuran solar dengan minyak sawit sebanyak 30 persen di awal Januari 2020. Selain itu, Pertamina juga harus bisa mengawasi dan meneruskan pembangunan kilang-kilang minyak baru di sejumlah daerah.
ADVERTISEMENT
"Pembangunan kilang minyak harus. Masa kita berapa tahun enggak bisa bangun kilang minyak? Kebangetan. Saya suruh kawal betul, akan saya ikuti progresnya," kata dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada September 2019 kembali defisit USD 160,5 juta. Penyebabnya, impor migas yang tetap tinggi serta surplus perdagangan nonmigas yang terbatas.
Neraca perdagangan migas mengalami defisit USD 761,8 juta. Rinciannya, nilai ekspor migas nasional hanya mencapai USD 830,1 juta, sedangkan impor migas sebesar USD 1,59 miliar.