Jokowi Soal Rupiah: Kita Harus Waspada, Kita Harus Hati-hati

5 September 2018 9:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah masih berlanjut menurunkan tren pelemahan terhadap dolar AS, seperti juga dialami sejumlah mata uang negara-negara emerging market. Menanggapi hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pemerintah terus melakukan koordinasi di sektor fiskal, moneter, industri, pelaku-pelaku usaha.
ADVERTISEMENT
"Dan yang paling penting, saya kira kita harus waspada kita harus hati-hati," katanya seusai melepas ekspor mobil Toyota di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/9).
Jokowi menambahkan, fenomena pelemahan nilai tukar tidak hanya dialami Indonesia. Hal ini menurutnya, membuktikan bahwa faktor eksternal yang bertubi-tubi menjadi penyebab dominan depresiasi mata uang tersebut. Faktor eksternal yang dimaksud Presiden, antara lain kenaikan suku bunga di AS, perang dagang AS dan China, serta krisis di Turki dan Argentina.
"Saya terus melakukan koordinasi yang kuat ini menjadi kunci sehingga jalannya itu segaris semuanya. Dan kuncinya ada dua, di investasi yang harus meningkat dan ekspor yang harus meningkat juga. Sehingga kita bisa menyelesaikan defisit transaksi berjalan. Kalau ini selesai, itu akan menyelesaikan semuanya," ujar Presiden.
Presiden Jokowi di Pelepasan Ekspor Indonesia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di Pelepasan Ekspor Indonesia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Jokowi menyatakan sudah mematok target kepada para menterinya, agar dalam satu tahun betul-betul ada penyelesaian masalah defisit transaksi berjalan.
ADVERTISEMENT
Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk mencapai target tersebut, adalah implementasi perluasan penggunaan Biodiesel B-20. "Ini akan mengurangi impor minyak yang enggak sedikit. Perkiraan kita ini 5-6 miliar dolar AS. Kemudian kalau CPO kita pakai sendiri untuk B-20 maka suplai ke pasar turun, sehingga kami harapkan harga CPO juga naik," papar Jokowi.
Yang kedua, katanya, pemakaian TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Menurutnya, penggunaan komponen lokal untuk menggantikan produk impor bisa memberikan penghematan antara USD 2-3 miliar. "Ini yang saya sampaikan kepada baik ke kementerian, baik ke swasta, maupun kepada BUMN. Agar local content diperhatikan."