Jokowi: Tak Perlu Impor Beras, Alhamdulillah Cukup

21 April 2021 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo melihat beras yang sudah dikemas di Gudang Bulog Kelapa Gading. Foto: Dok. Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo melihat beras yang sudah dikemas di Gudang Bulog Kelapa Gading. Foto: Dok. Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi pagi ini mengunjungi Desa Wanasari di Kabupaten Indramayu, Jawa barat untuk menanyakan harga gabah langsung kepada petani. Dalam pertemuan tersebut Jokowi menyampaikan saat ini harga gabah mulai pulih di level Rp 4.200 per kilogram (kg).
ADVERTISEMENT
Harga tersebut sesuai acuan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 tahun 2020 mengenai penetapan harga pembelian pemerintah untuk gabah atau beras sebesar Rp 4.200 per kg untuk kualitas paling baik.
Pulihnya harga gabah ini menunjukkan psikologis yang baik termasuk dampak dari batalnya impor beras pada awal tahun ini. Jokowi menegaskan tak akan impor, sebab ia telah melakukan koordinasi kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.
“Untung kita tak impor. Saya tadi cek ke pak mentan (Syahrul Yasin Limpo) dan ke pak Buwas juga cukup alhamdulillah,” katanya, Rabu (21/4).
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Dirut Bulog, Budi Waseso, meninjau beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (18/3). Foto: Dok. Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Mantan Wali Kota Solo ini menuturkan panen beras mengalami kenaikan, dari 7 ton per hektare (ha) menjadi 8 ton per ha di Indramayu. Ia juga memprediksi jika impor beras pada saat panen raya, maka harga gabah akan turun di level Rp 3.000 per kg.
ADVERTISEMENT
“Udah enggak usah impor. Gitu. Coba kalau pas panen impor, gabah bisa Rp 3 ribu,” tegas Jokowi.
BPS mencatat potensi produksi periode Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 3,08 juta ton atau sekitar 26,84 persen dibandingkan dengan produksi beras yang sama tahun lalu sebesar 11,46 juta ton.