Jokowi: Telurnya Pecah! INA Berhasil Teken Perjanjian Rp 39 Triliun

14 April 2022 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
25
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengantar Presiden Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara, Selasa (5/4/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Pengantar Presiden Jokowi pada Sidang Kabinet Paripurna, Istana Negara, Selasa (5/4/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo mengaku senang dana yang terkumpul dalam perjanjian Indonesia Investment Authority (INA) bersama BUMN infrastruktur senilai Rp 39 triliun.
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat memberikan efek kepercayaan kepada masyarakat domestik dan internasional terhadap cara pengelolaan keuangan Indonesia.
“Hari ini saya sangat senang, telurnya pecah, sudah ditandatangani (perjanjian INA) tadi nilainya kurang lebih Rp 39 triliun lebih,” ungkap Jokowi di Jakarta, Kamis (14/4).
Adapun INA merupakan lembaga pengelola investasi, dana abadi atau Sovereign Wealth Fund (SWF) milik Indonesia. Dalam kesempatan tersebut INA menandatangani perjanjian induk dengan Hutama Karya dan konfirmasi dimulainya transaksi dengan Waskita Toll Road.
Sumber pembiayaan itu untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur terutama jalan tol di Indonesia dengan mengikutsertakan investor baik dalam negeri maupun luar negeri melalui INA.
"Ini adalah sebuah alternatif skema pembiayaan yang sebelumnya tidak kita pikirkan, muncul,” tambah Jokowi.
ADVERTISEMENT
Sehingga diharapkan akan banyak investasi masuk lewat INA. Pun INA bisa kerja sama dengan BUMN dan swasta, sehingga dapat memberikan efek ekonomi Indonesia.
Dengan demikian, Indonesia tidak melulu mengandalkan APBN sebagai sumber pendanaan untuk investasi. Terutama untuk pembangunan infrastruktur.
Foto udara pengerjaan proyek Jalan Tol Trans Sumatera ruas Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) seksi II Jalintim-Musi Landas di Desa Pulo Kerto, Gandus, Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
“Kalau hitung-hitung biayanya per km, Rp 90-110 miliar per km, kebutuhan anggarannya berapa? Gede sekali. Dan saya senang hitung-hitungan terakhir yang Bakaheuni sampai Terbanggi Tesar, Terbanggi Besar sampai ke Kayu Agung, IRR atau internal rate of return-nya sudah mungkin mencapai 9-10 (persen),” jelas Jokowi.
Padahal jika dibandingkan di Jawa, IRR tol-nya sekitar 11-12 persen. “Kombinasi ini Trans Jawa digabungkan dengan Trans Sumatera sehingga bisa diterima secara bisnis oleh INA. Inilah skema model pembiayaan yang terus dikembangkan oleh INA, dan kepercayaan itu akan muncul setelah telur ini pecah,” tutur Presiden.
ADVERTISEMENT
"Insya Allah makin banyak investor yang akan masuk lewat INA, bukan hanya jalan tol tapi proyek-proyek besar yang akan memberikan efek ekonomi bagi negara kita,” katanya. Sehingga ia pun berharap pembangunan tol di ruas-ruas lain bisa dipercepat.