Jokowi Ungkap 2 Syarat Agar RI Tak Terjebak Jadi Negara Berpenghasilan Menengah

5 Juli 2020 6:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan saat meninjau Pantai So Long di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden-Muchlis Jr
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan saat meninjau Pantai So Long di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden-Muchlis Jr
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengakui pencapaian Indonesia yang naik kelas menjadi negara berpenghasilan menengah atas, dari sebelumnya negara berpenghasilan menengah bawah, tidaklah mudah.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, setelah mendapatkan posisi tersebut, Indonesia harus berjuang untuk bisa kembali naik kelas menjadi negara berpenghasilan tinggi.
"Banyak negara dunia ketiga yang sudah puluhan tahun, bahkan mendekati satu abad, hanya berhenti sebagai negara berpenghasilan menengah, atau terjebak pada middle income trap," kata Jokowi dalam akun instagramnya.
"Apakah kita mempunyai peluang untuk keluar dari middle income trap? Ya, kita punya potensi dan peluang besar untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi, tentu dengan sejumlah prasyarat," tulis Jokowi.
Sebelumnya pada 1 Juli 2020 lalu, Bank Dunia mengumumkan bahwa pendapatan nasional bruto (gross national income) per kapita Indonesia naik dari posisi sebelumnya USD 3.840 menjadi USD 4.050.
Jokowi mengatakan, paling tidak ada dua syarat utama agar Indonesia keluar dari jebakan middle income trap.
ADVERTISEMENT
Pertama, kata Jokowi, adalah masalah infrastruktur yang efisien. Menurut dia, infrastruktur tersebut sudah mulai dibangun oleh pemerintah.
Syarat kedua, cara kerja cepat yang kompetitif dan berorientasi pada hasil. Untuk itu, perlu diupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"SDM yang unggul, produktif, inovatif, dan kompetitif," katanya.