Jokowi Yakin RI Jadi Raja Baterai Listrik: Ini Kekuatan yang Harus Kita Sadari

2 Desember 2022 19:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Hires Presiden Jokowi Menyampaikan Pidato Kunci dalam Acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2022, Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Foto Hires Presiden Jokowi Menyampaikan Pidato Kunci dalam Acara Kompas100 CEO Forum Tahun 2022, Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12/2022). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi yakin Indonesia bisa menjadi raja baterai electronic vehicle (EV) alias kendaraan listrik. Sebab, Indonesia memiliki kekuatan untuk membangun ekosistem pabrik baterai terintegrasi.
ADVERTISEMENT
Jokowi menjelaskan hampir seluruh bahan baku pembuatan baterai listrik ada di Indonesia seperti nikel, tembaga, bauksit, hingga timah.
"Apa yang tidak kita punya untuk mencapai ke sana? Ada nikel, tembaga, bauksit, timah, yang enggak punya hanya litium," kata Jokowi dalam acara Rapimnas Kadin 2022, Jumat (02/12).
Jokowi menceritakan, dirinya didatangi oleh tiga delegasi besar internasional untuk menanyakan perihal transisi energi dan transformasi digital salah satunya soal baterai kendaraan listrik.
Petugas mengisi daya baterai pada mobil listrik saat rangkaian apel siaga pengamanan pasokan ketenagalistrikan KTT G20 dan Yantek Optimization di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (1/11/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
"Mereka juga tanya mengenai program EV battery kita. Ini kekuatan yang harus kita sadari. Sehingga beberapa kali saya sampaikan yang kita bangun ini ekosistem besar, bukan proyek kecil kecil. Oh ini ada proyek di Morowali, di Batang, yang ingin kita bangun sebuah ekosistem besar sebagai contoh ekosistem EV battery untuk mobil listrik maupun untuk sepeda motor listrik," jelas presiden.
ADVERTISEMENT
Dia mengaku pernah mengajak Perdana Menteri Australia Anthony Albanese untuk berinvestasi dan membawa litiumnya ke Indonesia. Indonesia dan Australia bisa bekerja sama membangun pabrik baterai EV di Indonesia.
"Karena yang grafit itu kita siapkan di Morowali, kurang satu, lithium. Ada di mana barang ini? di Australia, di saat B20 (B20 Summit di Bali) saya sampaikan dan saya bisikin lagi ke Perdana Menteri Albanese bahwa kita harus bisa bekerja sama," terang Jokowi.
Bahkan, Jokowi menyebut, ada pengusaha kelas kakak di Indonesia yang punya tambang di Australia. "Ternyata ada yang dari kita sudah memiliki tambang di sana. Bener-bener pinter, belum jadi sudah beli di sana, bisa melihat opportunity secepat itu," imbuhnya.