news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jonan: Kita Selalu Mau Mandiri Energi, tapi Cuma Ngomong Saja

14 Oktober 2019 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan Foto: Bagas Putra Riyadhana
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan Foto: Bagas Putra Riyadhana
ADVERTISEMENT
Menjelang akhir masa jabatannya yang tinggal beberapa hari lagi, Menteri ESDM, Ignasius Jonan menyebut, Indonesia selama ini belum bisa mandiri secara energi. Sebab, implementasi di lapangan seringnya tak berjalan baik, bahkan terkesan hanya omong kosong belaka.
ADVERTISEMENT
Padahal, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Dia bilang, kemandirian energi bisa dilakukan jika diproduksi seefisien mungkin. Selain itu, masyarakat bisa membelinya dengan murah.
"Kita selalu mau mandiri cuma ngomong, semangat menjalankannya tidak merata," kata dia dalam sambutan acara IDX Channel, di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (14/10).
Kemandirian energi menurut Jonan harus mengikuti perkembangan zaman. Misalnya, saat ini Saudi Arabia sebagai produsen minyak mentah terbesar dunia justru tengah mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 50 giga watt (GW). Sementara di Indonesia, kapasitas listrik terpasangnya baru mencapai 67 GW.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menghadiri Hari Listrik Nasional ke 74 tahun di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (9/10). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Jonan bilang, untuk bisa mandiri secara energi dengan efisien dan murah, dari sisi hulu harus berani eksplorasi secara serius. Lalu, pengembangan kilang dan industri petrokimia harus juga digairahkan di sisi hilirnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi hulu, eksplorasi harus banyak dilakukan. Tak hanya mencari sumber energi fosil lebih giat lagi tapi juga pengembangan energi terbarukan. Batu bara dan minyak mentah seharusnya mulai bisa banyak menggantikan sumber energi primer.
Dengan begitu, minyak yang diproduksi di dalam negeri bisa dialihkan ke industri petrokimia di hilir. Sayangnya, kata dia, di sisi hilir seperti pengembangan kilang kerap menemui kendala seperti pengajuan berbagai proteksi sebelum proyek jalan.
"Ini yang menurut daya kita harus refleksi. Apa yang sudah kita lakukan. Kekayaan alam Indonesia besar sekali, orangnya hebat-hebat. Ini yang saya ingin sektor ini bisa berkompetisi dengan mengutamakan efisiensi. Kalo nulis gampang, ngomong apa lagi," kata dia.