Jurus KKP Hadapi Perubahan Iklim di Sektor Kelautan

Iustrasi nelayan melaut. Foto: Pixabay

Perubahan iklim menjadi bencana bagi semua masyarakat dunia, tak terkecuali sektor kelautan dan perikanan. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan ada peluang yang berkembang bahwa suhu global akan naik lebih dari 1,5 derajat Celcius selama lima tahun ke depan.

Kepala Badan Riset dan SDM KKP Sjarief Widjaja mengungkapkan, antisipasi perubahan iklim di sektor kelautan memang telah menjadi fokus KKP dalam rencana jangka panjang. Saat ini beberapa upaya telah dilakukan untuk menekan perubahan iklim di sektor kelautan.

Ia mencontohkan upaya KKP seperti memanfaatkan teknologi untuk mencari ikan. Hal ini akan memudahkan nelayan saat berada di atas laut.

“Kita mencoba men-setting ada paradigma sederhana seperti lokasi ikan dari titik pelabuhan ke titik lokasi itu akan lebih menunjukan perjalanan dia sehingga mengurangi pemakaian BBM,” jelasnya pada saat webinar series Membangun Perikanan yang Tangguh Terhadap Perubahan Iklim, Kamis (11/2).

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP, Sjarief Widjaja. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Selain itu, KKP juga akan menerapkan pada kapal patroli. Menurutnya dengan dukungan informasi yang akurat akan menekan penggunaan BBM.

“Kemudian patroli pengawasan kita bisa memberikan informasi illegal fishing di mana ke titik lokasi illegal fishing tanpa patroli, betapa informasi dan teknologi langsung mengurangi BBM,” lanjutnya.

Upaya lain, kata Sjarief yaitu dengan menerapkan panel surya pada penggunaan cold storage (kulkas penyimpanan ikan). Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik.

“Kita berpikir cold storage membutuhkan bahan bakar. Kalau cold storage solar cell maka dia akan secara langsung mereduksi (iklim),” lanjutnya.

Terakhir, menurut Sjarief, kebijakan pencabutan subsidi BBM bagi nelayan juga perlu dikaji untuk meredam perubahan iklim.

“Kita (kaji) mencabut subsidi BBM sehingga nelayan lebih berhati-hati. Kita harus mendekatkan gap dengan nelayan (sosialisasi climate change ke nelayan),” tutupnya.