Jurus Mentan Hadapi Cuaca Ekstrem La Nina
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, telah menghitung kemungkinan buruk yang terjadi jika musim tanam terganggu. Salah satunya, Syahrul menyebut akan terjadi banjir.
"Daerah langganan banjir dan kemungkinan kontur tanah, yang mana daerah hijau kami sudah menghitung tidak kurang dari 4 persen dari lahan (yang terganggu)," sebutnya melalui konferensi pers virtual BNPB, Senin (9/11).
Syahrul menuturkan salah satu cara untuk mengantisipasi dan memitigasi dampak badai La Nina terhadap produksi pertanian yaitu dengan melakukan mapping di seluruh wilayah rawan banjir. Sehingga wilayah dengan zona merah atau rawan banjir akan diupayakan untuk kesiapan sarana pendukungnya untuk menekan potensi terjadinya banjir.
Selain, dengan mengaplikasikan early warning system dan memantau semua informasi yang ada di BMKG. Lalu pihaknya, membentuk gerakkan yang terdiri dari brigade La Nina (satgas OPT-DPI), brigade alsin dan tanam, serta brigade panen dan serap gabah kostraling.
ADVERTISEMENT
"Ada brigade yang jaga, brigade untuk mempersiapkan khusus persiapkan panen," tambahnya.
Sebelumnya, Syahrul mengungkapkan strategi berikutnya adalah pompanisasi in-out dari sawah. Hal itu harus dilengkapi dengan rehab jaringan irigasi tersier atau kuarter. Ia berpesan jangan sampai padi yang mulai berisi tergenang air.
"Lima, gunakan benih tahan genangan yaitu inpara 1 sampai 10, inpari 29, inpari 30, Ciherang, dan lain-lain yang sudah teruji," katanya.
Selanjutnya Kementan mendorong asuransi usaha tani atau padi. Syahrul menuturkan langkah ini sebenarnya sudah menjadi kegiatan rutin yaitu bantuan benih gratis yang sudah harus disiapkan.
"(Ketujuh) panen, pengeringan harus dipersiapkan," ujarnya.