Kadin Dorong Pemanfaatan Serat Alam untuk Tekstil

10 Desember 2019 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadin bersama Dewan Serat Indonesia lakukan pertemuan di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Selasa (10/12). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kadin bersama Dewan Serat Indonesia lakukan pertemuan di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Selasa (10/12). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Dewan Serat Indonesia (DSI) berupaya untuk melakukan percepatan penggunaan serat alam sebagai bahan baku industri karena penggunaannya dinilai masih belum optimal.
ADVERTISEMENT
Sementara potensi tanaman penghasil serat sangat mudah dijumpai di Indonesia dan baru banyak digunakan pada industri tekstil sebagai bahan pembuatan kain.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan mengatakan, tantangan bagi para pelaku industri ke depan adalah bagaimana sektor industri bisa dikembangkan secara berkelanjutan.
“Optimalisasi potensi sumber daya lokal industri berbasis serat alam dapat menunjang industri berkelanjutan dengan cara menciptakan material-material baru dari alam yang berkualitas dengan biaya yang relatif murah,” ungkap Johnny di sela-sela Simposium Serat Alam di Menara Kadin Indonesia, Kuningan, Jakarta, Selasa (10/12).
Menurutnya, saat ini sudah banyak bidang industri tekstil yang menggunakan bahan baku serat sebagai bahan pembuatan kain, walaupun skalanya masih Industri Kecil Menengah (IKM).
ADVERTISEMENT
"Padahal, bila dikembangkan lebih jauh, pemanfaatan serat dapat digunakan untuk sektor industri lainnya," katanya.
Dia memaparkan, serat alam terutama dari non-kayu sudah lama dibudidayakan dan sangat menjanjikan sebagai bahan baku industri agro berbasis selulosa. Diantaranya pulp untuk kertas dan karton, dissolving pulp untuk serat rayon bagi produk tekstil, nitroselulosa sebagai bahan baku propeller, selulosa asetat, nanoselulosa kristalin dan lainnya yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Perajin menjemur kain untuk dijadikan kain pel di sentra industri tradisional Kampung Babakan, Desa Dukuh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Komposit berbahan baku serat alam diharapkan terus diteliti dan dikembangkan karena sifat dari serat yang kuat dan ringan sebagai bahan baku industri yang ramah lingkungan dan mudah terdegradasi. Di Indonesia banyak sekali tanaman yang dapat menghasilkan serat diantaranya kapas, kapuk, rami, rosella, pisang dan nanas.
ADVERTISEMENT
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pemangku kepentingan, juga lembaga litbang untuk menghasilkan material baru sebagai bahan baku industri dari serat alam,” kata Johnny.
Potensi Pemanfaatan Serat Alam dalam mendukung industri berbasis selulosa (industri tekstil dan alas kaki) semakin terbuka lebar pasca terbitnya salah satu isu penting untuk mengurangi pemakaian material composite berbasis serat sintesis yang dapat merusak lingkungan dan membawa pada perubahan iklim secara global oleh Industri tekstil dan alas kaki.
Saat ini, Johnny menuturkan, industri tekstil dan alas kaki didorong untuk beradaptasi dengan penggunaan serat alam sebagai alternatif. Pasalnya, serat alam memiliki kelebihan dibandingkan serat sintetis karena dapat didaur ulang dan terbarukan. Sehingga peluang pengembangan serat alam di masa depan cukup menjanjikan.
ADVERTISEMENT
“Sekarang tinggal bagaimana kita dapat mendorong serat alam lokal menjadi bagian penting yang bernilai ekonomis sebagai material baru melalui diversifikasi produk industri dan perekayasaan untuk setiap tahap rantai nilai industri berbasis serat alam dengan dukungan penelitian dan pengembangan (litbang) yang memadai,” kata Johnny.
Selain dihadiri pengurus Kadin dan Dewan Serat Indonesia, simposium juga melibatkan pembicara yang berasal dari triple helix ABG, yakni Akademisi (IPB dan STTT), Bisnis (Komponen Otomotif, Hospitality Product, Budidaya Serat Rami), dan Government (Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian).