Kadin Harap Sertifikasi Halal RI Bisa Dipakai Secara Global

24 Oktober 2020 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Halal. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Halal. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong agar Indonesia bisa menjadi produsen industri halal dunia. Untuk itu, Indonesia perlu aktif dan menjalin relasi dengan negara lain.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau mau ambil pasar, kita harus aktif marketing dan berhubungan dengan negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang mayoritas pangsa pasarnya baik," ujar Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani dalam webinar KNEKS, Sabtu (24/10).
Namun menurutnya, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh pengusaha di Indonesia. Salah satunya mengenai sertifikasi halal.
Rosan berharap, sertifikat halal yang diterapkan di Indonesia bisa diterima dalam industri halal global, seperti halnya Malaysia.
"Ada tantangan, dari segi literasi, interlinkage, konsumsi, pemanfaatan teknologi, dan standar halal bisa diterima di tingkat global. Misal Jepang pakai standar Malaysia, jadi kita ingin dorong standar Indonesia bisa dipakai di dunia," jelasnya.
Menurut dia, saat ini pemerintah telah melakukan perbaikan dengan mempermudah pembuatan sertifikasi halal, khusus bagi UMKM. Bahkan dalam UU Cipta Kerja, UMKM dibebaskan biaya membuat sertifikat halal.
Ketua KADIN, Rosan Roeslani. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
"Ada kepastian proses cepat, dalam jangka waktu 1 hari kerja sertifikasi sudah diterbitkan. Yang bisa dilakukan oleh organisasi muslim lain, misal perguruan tinggi, yayasan islam, ini langkah pasti agar bisa berjalan dengan cepat," kata Rosan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data State of Global Islamic Economic Report di 2019, Indonesia berada di urutan kesepuluh sebagai produsen halal di dunia. Indonesia kalah dari Uni Emirat Arab, Yordania, hingga Malaysia.
Salah satu sektor yang bisa menjadi unggulan Indonesia, menurut Rosan, adalah ekspor produk halal nasional. Untuk itu, diperlukan peran aktif dari kalangan usaha, termasuk UMKM, agar Indonesia menempati posisi nomor satu sebagai produsen halal di dunia.
"Kita harus ada di value chain makanan minuman halal. Kita harus melibatkan semua sektor yang ada dari makanan minuman, akomodasi dan lain-lain. Peran UMKM penting karena di setiap value chain mereka selalu ada," katanya.