Kadin: Pengusaha Harus Jemput Bola Tangani Corona, Jangan Tunggu Pemerintah

20 September 2020 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebisnis Erwin Aksa. Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pebisnis Erwin Aksa. Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Erwin Aksa mengatakan, dunia usaha tidak bisa hanya mengandalkan upaya dari pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona. Ia mendorong pelaku usaha menggencarkan tes secara mandiri sampai membangun lab agar tidak bergantung ke pemerintah.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan, langkah itu sudah mulai dijalankan di Kadin dengan cara dibagi per klaster seperti kawasan industri di Bekasi dan kawasan bisnis di SCBD. Mereka diminta menggelar tes massal dan kontak tracing kepada para karyawannya.
“Kita juga berharap ekonomi ini tidak perlu tergantung menunggu kebijakan publik yang akhirnya bermasalah, yang kemudian kita harus menunggu bola, kita harus menjemput bola, partisipasi publik, partisipasi dunia usaha yang kita lakukan,” kata Erwin dalam webinar yang diselenggarakan Kadin, Minggu (20/9).
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock
Erwin berharap langkah itu bisa membuat kegiatan usaha seperti di SCBD bisa dibuka secara perlahan. Sebab, kata Erwin, banyak dunia usaha yang saat ini berpeluang menggeliatkan perekonomiannya.
“Banyak kok industri-industri yang masih hidup, ekspor masih hidup dan sebagainya seperti industri elektronik masih hidup, bahkan mereka ekspor besar karena perang dagang China,” ungkap Erwin.
ADVERTISEMENT
“Cuman kita dorong kawasan-kawasan itu membangun fasilitas masif, kontak tracing dari kawasannya, tak perlu tergantung pada apa yang disediakan pemerintah,” tambahnya.
Meski begitu, Erwin tetap mengharapkan pemerintah agar serius menangani virus corona. Ia menegaskan pandemi COVID-19 bisa dicegah dan dideteksi. Untuk itu, lab, tracing, penambahan ruang isolasi hingga kapasitas harus ditambah.
“Kemudian ruang isolasi ditambah, kapasitas ICU ditambah, bed juga kalau kita ingin membuka kehidupan sosial dan ekonomi kita, karena kita tak mungkin lockdown lagi seperti bulan Maret karena akan mematikan ekonomi dan orang-orang akan mati kelaparan,” ungkap Erwin.