Kalah Teknologi, Industri Halal Indonesia Jadi Tertinggal dari Malaysia

9 Juli 2020 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Halal. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Halal. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Industri halal Indonesia dinilai masih kalah dari Malaysia. Saat ini industri halal di Indonesia belum memiliki sistem teknologi yang siap dibanding Malaysia.
ADVERTISEMENT
Lembaga sertifikasi halal, PT Sucofindo (Persero) mengakui jika industri halal di Malaysia lebih siap baik dari sisi teknologi maupun infrastruktur.
“Ternyata apa yang terjadi pemerintah Malaysia sangat fokus high technology base. Saat ini mereka sudah membuat platform digital halal value chain,” kata Director Resource and Business Development Sucofindo, Rozainbahri Noor, dalam webinar Digitalisasi New Normal Industri Halal di Indonesia, Kamis (9/7).
Ilustrasi Kuliner Halal di Glodok. Foto: Instagram/@globalfood.id , Instagram/@oh_aming
Rozainbahri bilang, kesiapan teknologi dan infrastruktur yang mendukung ini membuat Malaysia berhasil menjalin kerja sama industri halal bersama negara lain. Saat ini Malaysia telah dipercaya sebagai penyuplai produk makanan dan minuman untuk kebutuhan Olimpiade di Jepang tahun 2020 (secara jadwal).
“Malaysia menjadi partner pemerintah Jepang yang akan menyediakan produk halal untuk Olimpiade Jepang setelah pandemi selesai. Tapi esensinya, mereka men-declare ‘The global trade halal market’ saat ini Jepang sudah bekerja sama. Malaysia telah maju, telah menyiapkan pasar Jepang. Maka akan sulit masuk penetrasi karena sudah dikuasai Malaysia,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, berdasarkan data The Organisation of Islamic Cooperation (OIC) atau organisasi negara-negara islam, Malaysia menduduki peringkat pertama dari 10 negara Islam yang menjadi pilihan destinasi halal traveller. Negeri Jiran tersebut mendapat skor 80,6, sementara Indonesia berada satu tingkat di bawahnya dengan skor 72,8.
Untuk itu, ia menuturkan supaya Indonesia segera mengembangkan teknologi di sektor industri halal. Hal Ini dinilai mendesak karena potensi pangsa pasar industri halal dalam negeri sangat menjanjikan.