Kapan Bengkel Pesawat di Batam Jadi Terbesar se-Asia Tenggara?

14 Februari 2020 19:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melakukan perawatan rutin sejumlah pesawat Lion Air di hanggar Batam Aero Teknik (BAT) Lion Air Group Bandara Hang Nadim, Batam. Foto: ANTARA FOTO/M N Kanwa
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melakukan perawatan rutin sejumlah pesawat Lion Air di hanggar Batam Aero Teknik (BAT) Lion Air Group Bandara Hang Nadim, Batam. Foto: ANTARA FOTO/M N Kanwa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia berpotensi menjadi pusat bengkel pesawat terbesar se-Asia Tenggara. Ialah Batam Aero Technic (BAT) milik Lion Air di Batam, salah satu bengkel pesawat di Kepulauan Riau yang digadang-gadang bisa mewujudkannya.
ADVERTISEMENT
Terlebih, kini pemerintah pun menetapkan Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) pesawat yang ada di Indonesia.
Nantinya, KEK MRO itu akan mengakomodasi kerja sama antara dua pemain besar maskapai nasional yaitu grup Garuda dan Lion Air, luas lahannya akan terus dikembangkan pada puluhan hektare area di Batam.
Lantas, kapankah bengkel pesawat di Batam ini bisa benar-benar menjadi terbesar se-Asia Tenggara?
Teknisi sedang mengecek dan merawat pesawat di hanggar Batam Aero Technic (BAT), Batam, milik Lion Air Group. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Presiden Direktur Batam Aero Technic (BAT) I Nyoman Rai Pering mengatakan, impian untuk menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara bisa saja terwujud jika bengkel pesawat di Batam bisa menangani kapasitas 60 pesawat. Sementara saat ini, masih sekitar 14 pesawat. Adapun waktu yang dibutuhkan agar semuanya siap ialah sekitar 10 tahun.
ADVERTISEMENT
“Ini planning-nya kita sampai 60 pesawat bisa itu, sudah bisa terbesar di seluruh Asia Tenggara, 60 itu berbarengan (Lion dan Garuda), ini semua kalau berbarengan bisa sampai 14, nanti kita bangun lagi di sana, itu berbarengan bisa 60 pesawat,” ujar Pering ketika ditemui di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (14/2).
Pering melanjutkan, proses terpenting dalam menerapkan KEK MRO tersebut ialah kebijakan yang menstimulus industri. Seperti adanya insentif tax holiday.
“Kemarin meeting dengan Dirjen (Pajak) untuk insentif tax holiday tujuh tahun tinggal disosialisasikan, untuk perizinan insentif pajak dan biaya sparepart masih digodok,” terangnya.
Lahan Kosong di Kompleks Batam Aero Technic (BAT) yang bakal dibangun hanggar oleh Lion Air Group. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Sementara untuk penyiapan lahan, ia menuturkan, sudah mendapatkan izin dari pihak yang berwenang. Setidaknya, untuk kapasitas 60 pesawat itu akan membutuhkan lahan paling tidak 52,52 hektare.
ADVERTISEMENT
“Lahannya sudah, kami sudah mendapat izin pemakaian dari BP Batam. Pengembangan sampai 52,52 hektare akan mampu melakukan perawatan pesawat neobody sebanyak 60 pesawat,” kata dia.
Berbagai layanan bengkel pesawat yang nantinya ditawarkan oleh MRO Batam akan kian beragam. Seperti, pengecatan seluruh badan pesawat hingga peremajaan kabin agar performanya kembali prima.
Teknisi sedang mengecek dan merawat pesawat di hanggar Batam Aero Technic (BAT), Batam, milik Lion Air Group. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Sehingga dengan begitu, pihaknya optimistis bengkel pesawat di Batam nantinya mampu menggaet pasar baik domestik hingga mancanegara. Bahkan, akan begitu menarik bagi pesawat-pesawat yang selama ini memperbaiki pesawatnya di Singapura beralih ke Batam, Indonesia.
“Ini sangat strategis bisa men-support customer yang tadinya ke Singapura. 60 itu nanti domestiknya 60 persen, internasionalnya dari luar 40 persen. Kebanyakan dari kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.
ADVERTISEMENT