Kapan Sebaiknya Bicara Finansial dengan Pasangan?

22 Februari 2021 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi pasangan suami istri sedang berdiskusi tentang finansial rumah tangga. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi pasangan suami istri sedang berdiskusi tentang finansial rumah tangga. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Berbicara soal keuangan atau finansial dengan pasangan memang bukan perkara mudah, lantaran sebagian dari kita masih menganggapnya sebagai hal tabu. Tetapi, faktanya, 70 persen pasangan suami istri ternyata berselisih soal keuangan setiap waktu, dengan 67 persen di antaranya lebih spesifik lagi, beradu argumen mengenai utang.
ADVERTISEMENT
Sedangkan data Dirjen Peradilan Agama Mahkamah Agung menyebutkan, dari 1,1 juta kasus perceraian yang terjadi dalam kurun waktu 2016 - 2018, sebesar 28.2 persen di antaranya disebabkan oleh masalah ekonomi.
Sebenarnya tak ada yang perlu ditakutkan dari data-data tersebut. Bahkan, ini bisa jadi peluang kita untuk mulai membuka komunikasi dengan pasangan secara lebih baik soal keuangan keluarga.
Inilah yang mendasari acara bertajuk "Relationship & Money: Diskusi Finansial bareng Pasangan: Seru atau Buntu?" dalam Financial Dialogue vol. 06 diselenggarakan oleh QM Financial, di hari Sabtu tanggal 20 Februari 2021 kemarin, dari pukul 13.00 hingga pukul 15.00.
Nyatanya, cukup terungkap, bahwa sebenarnya bukan uangnya yang menjadi masalah, melainkan cara kita berkomunikasi.
Acara Financial Dialogue dari QM Financial secara rutin diselenggarakan setiap bulan, dengan topik yang berbeda, menghadirkan para pakar multidisiplin yang tak perlu diragukan lagi reputasinya.
ADVERTISEMENT
Dalam finansial, QM Financial percaya, bahwa "Money is either about dreams or anxiety," namun QM Financial lebih memilih mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih banyak berfokus pada uang sebagai alat untuk mencapai dreams and achievements, alih-alih menciptakan anxiety dalam kehidupan kita.
QM Financial dikenal sebagai perusahaan jasa literasi finansial yang menjadi digital financial learning platform. QM Financial menyediakan berbagai jenis konten bagi semua orang yang ingin belajar finansial, dalam berbagai bentuk, mulai dari website, konten media sosial, kelas online via Zoom, online course, microlearning gamification, hingga webinar.
Financial Dialogue – Diskusi Finansial Antara Kita
Financial Dialogue sudah mencapai volume keenam di bulan Januari 2021 ini, setelah dimulai di bulan Juli 2020 dalam volume pertamanya yang membahas mengenai Parenting & Money. Volume-volume sebelumnya, topiknya juga sangat beragam, sebut saja selain Parenting & Money, juga ada Career & Money, Dreams & Money, dan Life & Money.
ADVERTISEMENT
Di setiap volumenya, Financial Dialogue selalu dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, usia, dan latar belakang.
Diskusi finansial bareng pasangan. Foto: QM Financial
Dalam Financial Dialogue vol 06 kali ini, QM Financial didukung oleh Wardah, kumparan sebagai rekan media, dan Parentalk sebagai rekan komunitas.
Bersama dengan Nyonya Rumah, Ligwina Hananto, panelis yang dihadirkan adalah Dra. Rani A. Dewi, M.A., Couple Relationship Therapist, Pre-Marital Consultant, Innerself Improvement Coach; juga Kalis Mardiasih, Penulis & Gender Equality Campaigner, serta Agus Mulyadi, Redaksi Pelaksana Mojok.co.
Dalam sesi pembukaannya, Ligwina Hananto memaparkan tiga persoalan besar yang harus dihadapi oleh pasangan terkait keuangan keluarga ini, yakni:
• Kapan sebaiknya mulai mengobrol finansial dengan pasangan?
• Apa saja hal finansial yang perlu disiapkan sebelum menikah?
ADVERTISEMENT
• Apa beda cara atur finansial newly weds, so married, vs old married couples?
Ligwina Hananto juga menyebutkan, bahwa ada 4 sistem atur uang dengan pasangan, yaitu:
• Sistem 1 pintu: penghasilan dari pihak 1, pihak 2 mengatur penggunaan
• Sistem 2 pintu: pihak 1 dan pihak 2 berpenghasilan, pihak2 yang mengatur penggunaan
• Sistem terbalik: penghasilan dari 1 pintu, pihak 1 merintis, pihak 2 menghasilkan dan mengatur penggunaan uang
• Sistem sendiri-sendiri: kedua pihak menghasilkan, dan membagi tugas dalam pembiayaan kebutuhan hidup.
Mana yang lebih baik? Tentu saja, kembali ke kondisi keluarga masing-masing. Faktanya, Ligwina sendiri telah menjalani keempat sistem tersebut sekaligus, sesuai dengan tahapan hidup yang dilaluinya.
Jadi, bolehkah melakukan keempat sistem tersebut? Tentu saja boleh, karena hidup kita dinamis, sehingga pengaturan keuangan pun perlu disesuaikan dengan perubahan yang ada.
ADVERTISEMENT
Ibu Rani A. Dewi, sebagai seorang pakar relationship, menyebutkan bahwa ada dua topik paling sensitif yang terbanyak menjadi masalah, salah satunya adalah keuangan. Ibu Rani menyoroti mengenai niat para pasangan menikah sejak awal.
Menurut Ibu Rani, ada 9 hambatan cara berkomunikasi pasangan suami istri, yaitu mengatur dan mengontrol, memberi peringatan dan mengancam, berkhotbah dan menasihati, mengkritik, menyalahkan, mengejek, simpati, menolak, mengalihkan.
Dengan demikian, jika ingin mengajak pasangan untuk berdiskusi masalah keuangan, ada baiknya untuk menghindari kesembilan gaya berkomunikasi di atas, karena bisa menyebabkan komunikasi menjadi terhambat.
Kalis Mardiasih dan Agus Magelangan, yang merupakan pasangan newly weds, juga berbagi mengenai permasalahan keuangan yang sempat dialami, yang ternyata hampir ke semuanya juga berakar masalah yang sama yaitu masalah komunikasi.
ADVERTISEMENT
Bagi mereka berdua, adalah penting untuk memiliki partner dengan value yang sama. Faktanya, Kalis dan Agus juga memiliki problem yang hampir sama dengan pasangan yang lainnya, apalagi ketika ternyata penghasilan Kalis juga melebihi Agus, sebagai suami.
Perencanaan finansial perlu dibahas oleh pasangan yang hendak menikah. Foto: Nugroho Sejati dan Basith Subastian/kumparan
Namun, keduanya dapat berkompromi demi menyamakan persepsi dan menyadari bahwa selalu harus ada yang mengalah. Tak harus selalu Agus yang mengalah terus, tetapi Kalis sendiri, sebagai istri, juga sering mengalah demi kebaikan berdua. Di sinilah pentingnya memiliki value yang sama, sehingga untuk ngobrol juga tetap dalam frekuensi yang sama.
Kesimpulan dari diskusi hari ini cukup menarik, bahwa ternyata akar masalah dari semua permasalahan keuangan yang sering terjadi adalah pada komunikasi. Seperti apa yang sempat dijelaskan oleh Ibu Rani, bahwa pada dasarnya manusia tidak pernah belajar berkomunikasi. Kita hanya belajar bicara. Sedangkan, untuk berkomunikasi kita hanya bisa melihat dari cara orang tua kita berinteraksi satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Adalah penting juga untuk memperhatikan 5 emosi dasar yang akan mendasari setiap komunikasi yang terbangun, seperti yang dipaparkan oleh Ibu Rani, yaitu merasa dicintai, merasa dihargai, merasa dipahami, merasa bernilai, merasa aman.
Penuhilah kelimanya, ketika mulai berkomunikasi dengan pasangan, maka masalah apa pun bisa diatasi dengan lebih mudah.
Banyak ya, yang harus dipelajari? Iya, karena itu, perlu untuk terus belajar sepanjang hidup kita.
And that’s totally OK!
Selamat belajar berkomunikasi lagi dengan pasangan, ya! Semoga dengan komunikasi yang lebih lancar, masalah keuangan di setiap keluarga juga jadi teratasi dengan lebih baik.
Sampai ketemu di Financial Dialogue selanjutnya!