Kasus COVID-19 Meningkat Bisa Jadi Ganjalan Target Ekonomi Positif di 2021

18 Juni 2021 13:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinasi Massal di Stadion GBLA. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinasi Massal di Stadion GBLA. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mulai bisa positif di tahun 2021. Namun, target yang dicanangkan tersebut bisa saja terganjal karena laju penularan COVID-19 melonjak belakangan ini.
ADVERTISEMENT
Ekonom Center of Reform of Economics (CORE), Yusuf Rendy, mengungkapkan pihaknya memang tidak memproyeksi ekonomi akan tumbuh di atas 5 persen sesuai target pemerintah. Apalagi, kondisi saat ini belum bisa dikendalikan.
"Sekarang ada faktor peningkatan kasus COVID-19, apabila tren ini berlanjut setidaknya sampai akhir Juni, dan pemerintah mengambil kebijakan lockdown, PSBB, atau PPKM Mikro sudah pasti ini berpotensi akan sedikit mengkoreksi akan pertumbuhan ekonomi di kuartal II," kata Yusuf saat dihubungi, Jumat (18/6).
Yusuf menegaskan kecepatan penanganan COVID-19 berdampak ke perbaikan ekonomi nasional. Apabila kondisinya tidak segera membaik, kata Yusuf, perekonomian juga bakal sulit untuk bangkit.
Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi COVID-19 di Stasiun Kota Bogor, Jawa Barat (17/6). Foto: Dok. Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
"Jika berbicara angka pertumbuhan satu tahun penuh, sudah pasti ritme pemulihan ekonomi akan terganggu jika kenaikan kasus COVID-19 terjadi secara berlarut-larut. Maka langkah pemerintah saat ini akan ikut menentukan bagaimana pertumbuhan ekonomi di sisa akhir tahun nanti," ujar Yusuf.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Yusuf merasa kebijakan Work From Home (WFH) bisa kembali digalakkan pemerintah. Selain itu, belanja pemerintah termasuk Bansos di program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) harus dimaksimalkan.
"Belanja pemerintah di sini bansos dan PEN. Jika berbicara PEN sendiri tentu realisasi kepada pos yang esensial seperti Bansos dan juga insentif kesehatan, realisasinya yang relatif masih lambat perlu dipercepat," ungkap Yusuf.
"Dalam menopang proses pemulihan ekonomi ini nantinya juga seperti meningkatkan proses vaksinasi, meningkatkan kapasitas test, tracing dan isolasi," tambahnya.