Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Dinilai Bisa Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

13 Desember 2023 16:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Susiwijono Moegiarso dałam keynote speech Special Economic Zone (SEZ) Business Forum di Belitung, Rabu (13/12).
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Susiwijono Moegiarso dałam keynote speech Special Economic Zone (SEZ) Business Forum di Belitung, Rabu (13/12).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dinilai menjadi instrumen pemerintah yang bisa diandalkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi tanah air.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Susiwijono Moegiarso mengatakan, peran KEK sejatinya bukan hanya menarik investasi tapi juga menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru, sebagai inkulisfitas atau pemerataan.
“Maka itu dulu ada konsep, KEK baru itu harus berada di luar jawa,” katanya dalam keynote speech Special Economic Zone (SEZ) Business Forum di Belitung, Selasa (13/12).
Hal ini terlihat dari 20 KEK yang ada saat ini, hanya ada 5 yang berada di Jawa dan sektornya beragam, tak hanya sektor industri manufaktur. Kelimanya adalah yakni, KEK Tanjung Lesung (pariwisata), KEK Lido (pariwisata dan industri kreatif), KEK Kendal (industri manufaktur), KEK Gresik (industri manufaktur), dan KEK Singhasari (pariwisata dan pengembangan teknologi).
ADVERTISEMENT
Diharapkan dengan hal ini bisa memperkecil kesenjangan ekonomi antar wilayah. Di mana, distribusi PDB ADHB terbesar di 2022 masih berasal dari jawa yang sebesar 56,48 persen.
Sementara sumatera 22,04 persen, kalimantan 9,23 persen, Sulawesi 7,03 persen, Bali dan Nusra 2,72 persen, serta Maluku dan Papua 2,5 persen.
data latar belakang pengembangan kawasan ekonomi khusus. dok, Dewan Nasional KEK
Pemerintah menilai secara spasial, pertumbuhan ekonomi terus menguat khususnya di Jawa, Sulawesi, dan Maluku & Papua. Namun demikian, struktur ekonomi Indonesia secara spacial masih terkonsentrasi di Jawa dan Sumatera.
KEK juga dinilai bisa memberikan multiplier effect, salah satunya adalah lapangan pekerja baru. Dewan Nasional KEK mencatat, untuk di kuartal IV 2023, realisasi tenaga kerja yang terserap mencapai 59.478 orang.
Bahkan di 2024, pemerintah menargetkan bisa menciptakan lapangan kerja yang baru mencapai 36.994.
ADVERTISEMENT

Investasi KEK Capai Rp 167,2 Triliun

Susiwijono juga mencatat, sejak penetapan KEK pada 2009 investasi yang sudah masuk sebanyak Rp 167,2 triliun. Rinciannya, 18 persen sebanyak Rp 26,4 triliun merupakan realisasi badan usaha (tanpa APBN).
Serta sisanya 82 persen, atau setara Rp 140,8 triliun merupakan realisasi dari pelaku usaha. Penciptaan tenaga kerja pun juga sudah mencapai 113.038.
Presiden Jokowi usai peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido, Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/3/2023). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
“Nah kalau untuk di 2023 saja, nilai investasi KEK mencapai Rp 62,9 triliun ini sedikit lebih tinggi dari target kami yang sebesar Rp 62,2 triliun dan kenaikan tenaga kerja pada tahun ini juga sebesar 59,478,” tambah Susiwijono.
Adapun ke depan pemerintah juga akan menambah 3 KEK baru yakni, KEK Tanjung Sauh, KEK Pulau Nipa, dan KEK Setangga.
“Ini sudah disetujui untuk jadi KEK tinggal menunggu Peraturan Pemerintah (PP) saja, karena untuk penetapan 1 KEK harus berdasarkan 1 PP, dan ini diharapkan bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah global yang melambat,” tutup dia.
ADVERTISEMENT