Ke Lombok, BCA Tanam 1.000 Pohon di Lahan Kering hingga Dukung Desa Wisata

1 Desember 2022 20:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BCA melalui program Bakti BCA menanam pohon durian di lereng kering Gunung Sasak di Lombok. Foto: Dok. BCA
zoom-in-whitePerbesar
BCA melalui program Bakti BCA menanam pohon durian di lereng kering Gunung Sasak di Lombok. Foto: Dok. BCA
ADVERTISEMENT
PT Bank Central Asia Tbk atau BCA melakukan penanaman hingga seribu pohon di lahan kering Gunung Sasak, hingga mendukung pengembangan Desa Wisata Bilebante. Kegiatan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, merupakan komitmen BCA terhadap visi keberlanjutan, melalui implementasi SDGs.
ADVERTISEMENT
Lahan Gunung Sasak merupakan lahan kering dan sangat sulit ditumbuhi pohon. Namun masyarakat penyangga tak mengenal lelah, mereka tetap tekun melakukan penghijauan sejak tahun 2012 dan akhirnya menuai hasil yang baik.
Untuk terus menghijaukan lahan tersebut, BCA bersama Kelompok Tani Wana Sasak Lestari, kali ini menanam seribu pohon durian di lahan seluas 10 ha. Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn, berharap kelompok tani dapat memanfaatkan buah tersebut ke depannya, untuk penunjang pendapatan, sekaligus menghijaukan lahan Gunung Sasak.
“Kami menginisiasi penanaman pohon di Gunung Sasak dengan maksud mendukung konservasi habitat pendukung utama kehidupan di wilayah sekitar yang pada akhirnya dapat memberi dampak signifikan terhadap pengurangan emisi karbon, pemulihan alam, serta pengaturan iklim,” kata Hera, Kamis (1/12).
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan itu juga hadir Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pemerintah Provinsi NTB, Julmansyah, serta sejumlah perwakilan BCA lainnya.

Pendampingan Desa Wisata

BCA mendukung pengembangan Desa Wisata Bilibante di Lombok. Foto: BCA
Dalam kesempatan itu, Hera juga mengungkapkan dukungan perseroan terhadap pengembangan potensi pariwisata. Di antaranya dengan melakukan pendampingan di Desa Wisata Bilebante. BCA menghadirkan berbagai pelatihan yang relevan dengan kebutuhan komunitas lokal yang mengelola desa wisata tersebut.
"Hal ini dilakukan dalam rangka memastikan desa-desa wisata yang sudah terekspos terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas menjadi destinasi yang terus dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi komunitas dan daerah setempat secara berkelanjutan," ujarnya.
“Kami menyaksikan langsung dampak dari dukungan yang diberikan perseroan kepada desa wisata di Bilebante. Sama halnya dengan 12 desa binaan BCA lainnya, dampak langsung dari pendampingan yang kami berikan adalah menjamin pengelolaan desa wisata yang mampu berdaya saing dan sustain,” lanjut Hera.
ADVERTISEMENT
Desa Wisata Bilebante tengah menjadi daya tarik destinasi baru di mata wisatawan domestik maupun asing, setelah berhasil keluar sebagai juara kedua untuk Kategori Alam dalam BCA Desa Wisata Award pada akhir tahun lalu. Desa tersebut memiliki keunikan dan keunggulan dari sisi alam.
Tidak heran jika desa wisata tersebut saat ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata hijau, yang menawarkan para wisatawan untuk kembali ke alam. Ciri khas tersebut harus dapat terus dikelola melalui berbagai pendekatan, baik melalui eksplorasi tradisi dan kultur setempat, maupun melalui pemanfaatan teknologi cerdas masa kini.
Desa Wisata Bilibante saat ini memberdayakan 60 tenaga kerja yang berasal dari penduduk setempat. Mayoritas dari mereka adalah tenaga kerja wanita dan pemuda. Dari sisi UMKM lokalnya, desa ini menawarkan sekitar 17 kuliner produk UMKM yang terdiri dari ayam merangkat, bakso rumput laut, aneka olahan keripik, plecing, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Dari kegiatan ekonomi lokal tersebut, pendapatan rata-rata UMKM yang dikelola perempuan di Desa Wisata Bilebante, tercatat sebesar Rp 4 juta per bulan.