Kebijakan Dilonggarkan, 54 Kapal Asing Vietnam Masuk Indonesia

27 Juli 2020 15:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bakamla Sergap Kapal Nelayan Vietnam di Perairan Natuna. Foto: Bakamla
zoom-in-whitePerbesar
Bakamla Sergap Kapal Nelayan Vietnam di Perairan Natuna. Foto: Bakamla
ADVERTISEMENT
Sebanyak 54 kapal asing dalam satu grup milik Vietnam memasuki wilayah laut Indonesia. Kejadian itu tertangkap citra satelit European Space Agency (ESA) pada 21 Juli 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Peneliti Ekonomi Kelautan, Tropika Suhana, mengatakan 54 kapal tersebut merupakan jenis kapal yang menggunakan pair trawl atau alat tangkap pukat hela dasar berpapan.
Dia menduga mudahnya kapal tersebut masuk ke wilayah perairan Indonesia karena kebijakan pemerintah saat ini yang melonggarkan terhadap kapal asing.
"Sekarang kedaulatan sedikit dilonggarkan dengan kebijakan yang ada, tanggal 21 Juli kemarin tertangkap satelit ada 54 kapal milik Vietnam masuk ke Indonesia, menggerus sumber daya laut Indonesia," kata dia dalam diskusi Rembug Nasional Muhammadiyah: Ancaman Atas Kedaulatan Sumber Daya Laut secara virtual, dikutip kumparan Senin (27/7).
Berdasarkan tangkapan satelit yang dilihatnya, kapal Vietnam tersebut membawa pair trawl karena antar kapal hanya berjarak 300-600 meter. Jalan kapal-kapal tersebut pun beriringan dengan kecepatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Sedangkan jarak kapal sampai ke jaring pukat berjarak 750-1.500 meter. Suhana mengatakan, ini merupakan pukat terpanjang yang ditebar, sekitar 3-4 kali lapangan bola jauhnya dengan luasan 50 kilometer persegi yang tersapu.
"Biasanya dalam 1 grup paling banyak 10-an kapal beroperasi bersama-sama. Di masa pandemi ini, illegal fishing sangat marak dilakukan oleh kapal ikan Vietnam di Laut Natuna dan intensitasnya cenderung meningkat," lanjutnya.

Butuh Pakan Lobster, Kapal Vietnam Curi Ikan Rucah

Suhana mengatakan masifnya Vietnam masuk ke luat Indonesia karena mereka butuh pakan untuk makan benih lobster. Pakan tersebut adalah ikan rucah yang ada di laut Indonesia.
Menurut dia, untuk 1 kilogram lobster yang dibudidaya, perlu 20-50 kg ikan rucah. Ikan rucah merupakan ikan kecil yang memiliki protein tinggi.
ADVERTISEMENT
"Ada keterangan dari jurnal Internasional 2019, budidaya lobster Vietnam ini pakannya dari ikan rucah yang ditangkap pakai trawl. Vietnam banyak impor bibit lobster Indonesia, diduga butuh pakan besar, makanya cari ikan rucah (dari Indonesia juga)," ujarnya.
Bakamla Sergap Kapal Nelayan Vietnam di Perairan Natuna. Foto: Bakamla
Di dunia, hanya ada enam negara yang membudidaya lobster. Dari keenam negara itu, hanya Indonesia yang nekat ekspor benih lobster. Praktik ini pernah dibuka pada tahun 2000-an.
Sejak Susi Pudjiastuti menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada 2014-2019, izin jual beli benih lobster dilarang. Tapi kini, izin tersebut dicabut, Indonesia kembali melanggengkan ekspor benih lobster.
Kata Suhana, praktek ini bisa menurunkan daya saing Indonesia sebagai produsen lobster konsumsi (lobster dewasa) terhadap Vietnam. Sebab, Vietnam menjadi negara pengimpor bibit lobster dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
"China sebagai konsumen lobster. Jadi kalau lobster konsumsi Indonesia bakal kalah saing dengan Vietnam karena dia bisa ekspor lewat darat. Pasar utama kita akan kalah. Jadi double kekalahan kita, sumber daya alam tergerus, dan konsumsi juga kalah," ujarnya.