Kedelai Impor Bulog Tiba di RI Desember, Pasokan Bulan Ini Aman?

7 November 2022 11:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi. Foto: Dok. NFA
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi. Foto: Dok. NFA
ADVERTISEMENT
Perum Bulog telah diberikan mandat untuk impor kedelai. Rencananya, sebanyak 350 ribu ton kedelai impor dari Amerika Serikat diperkirakan baru tiba di Indonesia pada Desember 2022.
ADVERTISEMENT
Sementara, Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) mencatat pasokan kedelai nasional saat ini tersedia hingga pertengahan November.
"Dalam prognosa kita stok kedelai sampai dengan pertengahan November," kata Kepala NFA Arief Prasetyo Adi saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta Timur, Senin (7/11).
Arief menjelaskan, saat ini pemeritah memiliki sistem yang bisa mendeteksi pasokan pangan di Indonesia lebih awal, termasuk dapat memonitor realisasi importasi pangan.
"Untuk kedelai, pemerintah minta Bulog importasi langsung. Kalau sekarang belum ada, berarti (sedang) komunikasi dengan importir, existing importir. Ini sudah kita undang beberapa pelaku untuk (realisasi impor) kedelai supaya bisa bantu," ujar Arief.
Pekerja mengolah kedelai dalam pembuatan tahu di industri rumahan di kawasan Duren Tiga, Mampang, Jakarta, Rabu (31/8/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Rencananya, kedelai impor yang akan datang Desember tersebut akan disubsidi oleh pemerintah sehingga masyarakat bisa membelinya dengan harga Rp 10.000 per kg. Arief menjelaskan kedelai yang beredar di pasar saat ini merupakan pasokan yang datang 2 sampai 3 bulan lalu sehingga harganya masih tinggi.
ADVERTISEMENT
Dengan datangnya pasokan kedelai yang diimpor Bulog Desember nanti, Arief mengatakan harga kedelai akan turun. "Harusnya November atau Desember harga turun," ujarnya.

Tak Restui Perajin Tahu Tempe Minta Tambahan Subsidi

Arief menjelaskan, perajin tahu tempe mengusulkan agar subsidi ditambah, dari yang saat ini Rp 1.000 menjadi Rp 3.000. Namun hal itu tak dikabulkan.
"Memang ada usulan dari perajin untuk menaikkan subsidi dari Rp 1.000 jadi Rp 3.000. Tapi hari ini kita sampaikan 'sabar dulu'. Tapi kita tetap berikan Rp 1.000," ungkap Arief.
Menurutnya, saat ini terjadi persoalan baru di mana banyak faktor yang membuat harga kedelai melejit. Mulai dari harga pupuk yang naik, hingga biaya transportasi dan logistik yang juga naik.
ADVERTISEMENT
Kendati tak ada tambahan subsidi, Arief memastikan bahwa pasokan kedelai masih aman.
"Kita lihat kebutuhan kedelai sampai akhir tahun sekitar 2,5-3 juta ton. Realisasi impor sekitar 700 ribu ton. Lalu ada stok carry forward dari tahun sebelumnya. Jadi untuk stok masih aman," pungkas Arief.