Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Olivia Peggy (34 tahun), tak pernah menyangka pandemi virus corona akan mengubah hidupnya. Dia kehilangan pekerjaan pada Maret lalu, setelah kafe tempatnya mengais rezeki selama satu setengah tahun gulung tikar.
ADVERTISEMENT
Tanpa keterampilan lain ditambah tidak memperkirakan terkena PHK, membuat Olivia kebingungan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebab untuk mencari pekerjaan lagi di tengah banyaknya yang terkena PHK, sama sekali tak bisa ia harapkan.
"Kafenya ditutup permanen pas awal-awal COVID-19, Maret akhir semenjak PSBB. Enggak ada pesangon karena tutup pas lockdown, sama sekali tak ada pelanggan," cerita Olivia kepada kumparan, Kamis (13/8).
Olivia pun menganggur selama satu bulan. Tak ingin lama terkatung-katung, dia kemudian mencari informasi. Peruntungan dia coba mendaftar program Kartu Prakerja yang digagas pemerintah. Adiknya, pernah ikut dan tidak lolos. Olivia pun mencoba dan optimistis bakal lolos.
Dia ikut seleksi. Nasibnya mujur dan dinyatakan lolos sebagai peserta di gelombang kedua. Perempuan lulusan SMK Perhotelan, ini memilih ikut pelatihan Barista. Alasannya sederhana: suka kopi dan banyak yang cuan dari bisnis ini.
ADVERTISEMENT
"Saya suka kopi, tapi enggak tau jenis kopi, hanya kopi instan aja. Makanya pas lihat ada pelatihan kopi, saya tertarik banget, penasaran sama dunia kopi yang sebenernya gimana. Punya mimpi juga siapa tahu ada rezeki mau buka kedai kopi kecil-kecilan sama kakak dan adik saya," katanya.
Olivia menjalani pelatihan daring dari April hingga Agustus 2020. Tahap pertama, dia diberikan tutorial melalui video selama dua pekan. Selain itu juga Olivia mendapatkan pendampingan selama empat bulan hingga Agustus.
Sudah tahu apa yang akan dia lakukan, Olivia kemudian menggunakan uang insentif yang dia dapat dari program Kartu Prakerja senilai Rp 1,7 juta sebagai modal awal. Dia beli alat-alat meracik kopi . Kopinya jenis Arabika Toraja.
ADVERTISEMENT
Kini usaha yang ia beri label Barubu Coffee itu telah berjalan selama sebulan. Memang masih sangat kecil dengan pasar yang terbatas. Pembelinya baru sekitar kenalan dia saja. Pemasaran hanya melalui Facebook dan WhatsApp.
Namun Olivia mengaku penghasilan dari bisnisnya kini cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Setidaknya lebih besar dari gaji yang biasanya ia terima senilai Rp 1,2 juta per bulan saat bekerja sebagai karyawan kafe.
Dia bermimpi usahanya terus berkembang. Tahap awal, dia berencana membuka warung kecil-kecilan di rumahnya di Jakarta Timur.
Pemasarannya akan memanfaatkan platform jualan online yang ada. Syukur kalau terus berkembang dan bisa seperti pebisnis kopi lainnya yang sudah besar.
"Kalau ada rezeki lagi, makin banyak pelanggan, paling enggak ada warung kecil-kecilan di rumah," ujar Olivia optimistis.
ADVERTISEMENT
Olivia punya sedikit saran buat mereka yang ragu-ragu dan hanya berharap insentif dari program Prakerja . Ia menegaskan, tanpa ada embel-embel insentif, program pelatihan itu bakal tetap ia ikuti lantaran manfaat yang sudah dirasakan.
"Ikut aja deh benar-benar enggak rugi, karena kemarin banyak yang ngeluh, yang telat segala macam. Ilmunya banyak banget," pungkasnya.
Bisnis kopi memang digandrungi. Dengan pasar yang cukup menjanjikan, banyak pemilik bisnis kopi berkembang pesat. Seperti Kopi Kenangan yang meskipun saat masa pandemi corona tetap mendapat kepercayaan dari investor.
Mei lalu, Kopi Kenangan memperoleh pendanaan terbaru senilai USD 109 juta atau setara Rp 1,635 triliun (kurs USD 1 = Rp 15.000). Pendanaan terbaru ini masuk ke dalam pembiayaan Seri B yang dipimpin oleh Sequoia Capital India.
ADVERTISEMENT
CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan, Edward Tirtanata mengatakan, investor masih memandang positif terhadap prospek bisnis makanan dan minuman di Indonesia, meskipun saat ini seluruh dunia tengah menghadapi pandemi COVID-19. Ia menambahkan, pendanaan terbaru ini akan dipakai untuk ekspansi usaha di Indonesia.
"Kopi Kenangan akan menggunakan pendanaan baru ini untuk memperluas bisnis di Indonesia, meluncurkan produk baru, kemudian investasi di teknologi dan melindungi karyawan di tengah pandemi COVID-19," kata Edward kepada kumparan.
Olivia mungkin jeli melihat peluang. Apalagi dengan adanya program Kartu Prakerja, yang meskipun banyak mendapat kritik, tak dipungkiri manfaatnya dirasakan peserta, terutama mereka yang terkena PHK akibat pandemi virus corona seperti Olivia.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan sebenarnya sejak awal dirancang, Kartu Prakerja memang menyasar orang-orang agar ingin berwirausaha.
ADVERTISEMENT
"Dalam Perpres yang baru ini ditegaskan bahwa target dari Kartu Prakerja adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi masyarakat, karena di Indonesia potensi pasarnya luar biasa, apalagi dengan teknologi digital itu bisa sekali membuka pasar yang itu belum pernah dipikirkan sebelumnya," ungkapnya.