Kemendag: 434 Ribu Ton CPO dan Produk Turunannya Terhambat Ekspor

5 Juli 2022 12:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat realisasi ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya masih terkendala. Data Kemendag per 4 Juli pukul 14.30 WIB, mencatat ekspor CPO dan produk turunannya melalui skema Domestic Market Obligation (DMO) SIMIRAH yang belum terealisasi mencapai 434.067 ton.
ADVERTISEMENT
Sementara volume ekspor CPO dan produk turunannya yang sudah mendapatkan Persetujuan Ekspor (PE) sebesar 1.319.567 ton, dengan jumlah perusahaan pemilik PE sejumlah 44 perusahaan dengan total PE yang sudah terbit mencapai 1.261 PE.
Dari volume sebanyak 1.319.567 ton, yang sudah terealisasi ekspornya hanya 885.500 ton atau 65,91 persen. Sementara yang belum terealisasi mencapai 434.067 ton. Realisasi ekspor tersebut dari 36 perusahaan dengan total 842 PE.
Sementara, ekspor CPO dan produk turunannya melalui skema Flush Out (FO) yang belum terealisasi mencapai 447.563 ton. Dari skema FO, volume ekspor CPO dan produk turunannya yang sudah mendapatkan Persetujuan Ekspor (PE) sebesar 1.092.890 ton, dengan jumlah perusahaan pemilik PE sejumlah 60 perusahaan dengan total PE yang sudah terbit mencapai 536 PE.
ADVERTISEMENT
Dari volume sebanyak 1.092.890 ton, yang sudah terealisasi ekspornya hanya 654.327 ton atau hanya 49,51 persen. Sementara yang belum terealisasi mencapai 447.563 ton. Realisasi ekspor tersebut dari 39 perusahaan dengan total 177 PE.
Kunjungan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Toko Nadia, Jl Bekasi Timur Raya, Jakarta Timur, Rabu (22/6/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan, ekspor yang terhambat tersebut disebabkan oleh belum pulihnya jalur distribusi setelah Indonesia sempat melarang ekspor CPO dan produk turunannya.
Menurutnya, negara-negara konsumen seperti India dan Pakistan yang sebelumnya mengimpor CPO dari Indonesia beralih ke produsen lain. Sehingga menurutnya butuh waktu untuk kembali pada kondisi normal.
“Mudah-mudahan sekarang logistik angkutan sudah siap, pasar sudah siap, tinggal kemarin yang kita fasilitasi ekspor melalui Flush Out,” kata Zulhas di Pasar Ciracas Jakarta Timur, Selasa (5/7).
ADVERTISEMENT
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Manurung mengatakan saat ini ekspor CPO belum normal karena kapal-kapal pengangkut belum tersedia setelah sempat adanya larangan ekspor.
“Informasi yang kami dapat bahwa kapal-kapal yang tanker baru akan kembali aktif pada minggu pertama, minggu kedua di bulan Juli ini,” kata dia.
Untuk itu, Gulat berharap pemerintah dapat turun membantu menyediakan kebutuhan logistik untuk memperlancar ekspor CPO dan produk turunannya.
“Pemerintah dalam hal ini juga sebagai otoritas membantu eksportir mencarikan kapal tanker. Bila perlu itu dibantu oleh kapal perang untuk bantu melancarkan ekspor,” pungkasnya.