Kemenhub Alokasikan Dana Padat Karya Rp 46,51 M untuk Bersih-bersih Dermaga

26 Oktober 2020 18:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Dermaga 3 dan 4 sepi dari kendaraan yang melintas di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (6/8). Foto: Asep Fathulrahman/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Dermaga 3 dan 4 sepi dari kendaraan yang melintas di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (6/8). Foto: Asep Fathulrahman/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengakui dampak pandemi virus corona juga membuat banyak masyarakat yang kesulitan mencari kerja. Untuk itu, Kemenhub saat ini juga fokus melaksanakan program padat karya.
ADVERTISEMENT
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, mengungkapkan program padat karya ini memang berguna untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kami punya anggaran yang didedikasikan langsung ke para pekerja dan kebanyakan kami memanfaatkan ibu-ibu yaitu Rp 46,51 miliar di tahun 2020 dan sekarang kami sudah mencapai 80 persen (realisasi),” kata Budi saat webinar yang digelar MarkPlus, Senin (26/10).
Budi menjelaskan padat karya yang dilakukan tidak mengharuskan masyarakat mempunyai keterampilan lebih. Ia mencontohkan anggaran tersebut dipakai untuk renovasi dermaga dan pekerjaan lainnya.
“Pekerjaan sangat mudah misal untuk bersih-bersih terminal, dermaga, mengecat dan sebagainya. Jadi tidak perlu keterampilan khusus tapi bisa kita gelontorkan untuk peningkatan ekonomi masyarakat,” ujar Budi.
Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Tak hanya untuk padat karya, pihaknya juga menyiapkan gelontoran dana mencapai Rp 1,5 triliun untuk lelang tidak mengikat. Subsidi angkutan logistik juga disiapkan anggaran Rp 20 miliar.
ADVERTISEMENT
Budi menjelaskan pihaknya juga memberikan subsidi perintis bus sebesar Rp 395,81 miliar. Layanan tersebut banyak digunakan di wilayah Papua, Kalimantan, hingga Sumatera.
“Selanjutnya adalah subsidi perintis penyeberangan Rp 517 miliar. Perintis ini kami kerja sama dengan ASDP dan swasta terutama melayani 3 T, tertinggal, terluar,” tutur Budi.