Kemenhub Beberkan Masalah Transportasi Darat: Truk ODOL hingga Angkot Lawan Arus

19 Agustus 2020 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Truk yang kelebihan muatan atau over dimension over load (Odol) melintas di jalan tol. Foto: Dok. Joko Setiowarno
zoom-in-whitePerbesar
Truk yang kelebihan muatan atau over dimension over load (Odol) melintas di jalan tol. Foto: Dok. Joko Setiowarno
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengakui saat ini masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sektor transportasi darat. Salah satu permasalahan yang belum bisa total diatasi adalah adanya truk ODOL (over dimensi over loading) alias truk kelebihan muatan.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengungkapkan, truk ODOL merugikan masyarakat pengguna jalan lainnya. Sebab, truk dengan muatan berlebih merusak jalanan serta membahayakan pengguna jalan lainnya.
“Ini menunjukkan bahwa ada sebagian dari kita lebih mengutamakan mementingkan kepentingan sendiri, kurang aware ke kepentingan orang banyak. Di sini aspek ekonomi, kerusakan jalan, juga menyangkut masalah harga dan sebagainya ini menjadi persoalan di sini,” kata Budi saat webinar mengenai transportasi darat yang disiarkan di Youtube Tempo, Rabu (19/8).
Selain masalah ODOL, Budi mengatakan saat ini infrastruktur transportasi darat juga belum maksimal. Ia mencontohkan di berbagai daerah masih ada masyarakat atau anak-anak kesulitan untuk menyeberang saat ke sekolah.
Dirjen perhubungan darat Budi Setiyadi. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
“Berikutnya juga bagaimana beberapa daerah di negara kita di beberapa provinsi masih kita perbaiki yang pertama penyeberangan di sungai maupun di danau,” ujar Budi.
ADVERTISEMENT
Budi menegaskan langkah itu harus segera diselesaikan dengan baik. Ia mengungkapkan pihaknya juga mendukung adanya bantuan bus untuk sekolah-sekolah yang membutuhkan. Sehingga sarana transportasi para pelajar bisa dipenuhi.
“Kita menyiapkan bus sekolah yang kita perbantukan kepada Pemda baik juga kepada sekolah yang membutuhkan. Memang secara bertahap akan kita penuhi terus menerus,” ungkap Budi.
Budi mengakui kondisi lalu lintas sudah semakin ramai dengan kendaraan bermotor. Namun, keadaan itu belum diimbangi ketaatan para pengemudi pada aturan. Ia merasa padatnya lalu lintas malah juga diikuti tingginya ego masyarakat.
“Yang kemarin kita lihat ada di Solo yaitu ada mobil dengan motor kebut-kebutan akhirnya dengan ego sangat tinggi kemudian motor ditabrak dan sebagainya. Jadi ke depan saya kira untuk membangun satu sistem transportasi yang baik juga harus mengedukasi masyarakat terhadap kebersamaannya dan juga mungkin kesatuannya di jalan-jalan raya,” terang Budi.
ADVERTISEMENT
Rendahnya kesadaran lalu lintas, kata Budi, juga bisa dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat mengambil atau menerobos jalan. Selain itu, tidak jarang juga ada pengemudi melawan petugas saat diingatkan.
“Ada angkot yang melawan arus dan sebagainya. Dia tidak takut kepada petugas. Kemudian juga ada pernah kejadian sempat viral juga bagaimana para pemotor, komunitas motor agak mengabaikan lalin. Di sini memperlihatkan kita lebih mementingkan kepentingan sendiri dibandingkan masyarakat lain,” tutur Budi.