Kemenkeu: Layanan BPJS Kesehatan Harus Cepat, Kalau Lambat Persepsinya Buruk

10 Juli 2020 16:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas keamanan berjaga di depan kantor BPJS Kesehatan di Bekasi, Jawa Barat. Foto:  ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas keamanan berjaga di depan kantor BPJS Kesehatan di Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menganggap kinerja atau tata kelola BPJS Kesehatan sudah mulai membaik terlepas dengan kekurangan yang ada. Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengatakan kinerja yang baik itu harus disampaikan ke publik.
ADVERTISEMENT
Yustinus menilai salah satu kelompok yang disasar untuk mengetahui layanan BPJS Kesehatan adalah anak muda. Ia mengatakan yang harus ditonjolkan adalah perihal kecepatan layanan.
“Yang perlu di-deliver ke publik sekarang adalah bagaimana good governance yang sudah diimplementasikan itu secara kelihatan dan dirasakan oleh kelompok muda. Misalkan kecepatan layanan. Anak sekarang lebih ke kecepatan layanan. Layanan kalau lambat sudah buruk persepsinya,” kata Yustinus saat webinar yang digelar IDN Times dan disiarkan secara virtual, Jumat (10/7).
Yustinus Prastowo, Direktur CITA Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Yustinus mengungkapkan kecepatan layanan saat ini bergantung juga pada sejauh mana digitalisasi yang sudah diterapkan di BPJS Kesehatan. Untuk itu, aplikasi digital harus terus dikembangkan.
“Menggunakan aplikasi baik dari registrasi dan payment, lalu mengecek tunggakan, mau klaim dan sebagainya itu sudah ada dalam gadget. Itu akan sangat membantu,” ujar Yustinus.
ADVERTISEMENT
Selain masalah kecepatan, Yustinus menjelaskan tata kelola yang harus ditingkatkan adalah transparansi. Ia merasa transparansi juga menjadi persoalan banyak lembaga.
Menurutnya transparansi itu membuat masyarakat yang juga sebagai pembayar pajak atau iuran bisa mengerti kinerja khususnya dari BPJS Kesehatan.
“Ini penting (transparansi), tapi meng-encourage bisa seperti memberikan update layanan BPJS, memberikan informasi tentang kesehatan, edukasi, dan lain-lain,” ungkap Yustinus.
Yustinus mengakui banyak tantangan yang dihadapi oleh BPJS Kesehatan agar mendapatkan kepercayaan publik. Ia menyarankan BPJS Kesehatan juga harus menyasar pemahaman layanan kepada anak muda karena potensinya bagus.
Challenge kita adalah bagaimana program yang bagus ini lalu mendapatkan trust dari publik. Nah apalagi sekarang kan kelompok muda, generasi milenial itu paling banyak dan mereka yang akan jadi pilar keberlangsungan dari JKN ini,” tutur Yustinus.
ADVERTISEMENT