Kemenkeu: Penurunan Kelas Indonesia Tak Terhindarkan!

8 Juli 2021 11:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BKF Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. Foto: Dok. Kemenkeu RI
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BKF Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. Foto: Dok. Kemenkeu RI
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) buka suara mengenai penurunan kelas Indonesia selama tahun lalu oleh Bank Dunia. Indonesia kini kembali menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah, setelah satu tahun menjadi negara berpendapatan menengah ke atas.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan Bank Dunia “World Bank Country Classifications by Income Level: 2021-2022” menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan pendapatan per kapita hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Pendapatan per kapita Indonesia turun dari USD 4.050 di tahun 2019 menjadi USD 3.870 di tahun 2020.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu, menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 merupakan sebuah tantangan yang besar. Krisis kesehatan telah memberi dampak sangat mendalam pada kehidupan sosial dan aktivitas ekonomi global.
“Pandemi telah menciptakan pertumbuhan ekonomi negatif di hampir seluruh negara, termasuk Indonesia di tahun 2020. Dengan demikian, maka penurunan pendapatan per kapita Indonesia merupakan sebuah konsekuensi yang tidak terhindarkan," ujar Febrio dalam keterangannya, Kamis (8/7).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, menurutnya respons kebijakan fiskal yang adaptif dan kredibel mampu menahan terjadinya kontraksi ekonomi yang lebih dalam. Febrio menuturkan, pemerintah terus konsisten menggulirkan kebijakan yang difokuskan pada upaya penanganan pandemi, penguatan perlindungan sosial, serta dukungan bagi dunia usaha, termasuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Melalui kerja keras APBN dan program PEN, berbagai manfaat besar telah dirasakan oleh masyarakat. Program perlindungan sosial PEN telah efektif dalam menjaga konsumsi kelompok masyarakat termiskin di saat pandemi," jelasnya.
Warga beraktivitas di dekat rumahnya berlatar belakang hunian bertingkat di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (9/5). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Sehingga, di tengah penurunan tingkat pendapatan per kapita secara agregat, masyarakat miskin dan rentan tetap mendapatkan perlindungan yang layak. Tingkat kemiskinan mampu dikendalikan menjadi 10,19 persen pada September 2020.
Tanpa adanya program PEN, Bank Dunia mengestimasi angka kemiskinan Indonesia tahun 2020 dapat mencapai 11,8 persen. Artinya, kata dia, program PEN di tahun 2020 telah mampu menyelamatkan lebih dari 5 juta orang dari kemiskinan. Bahkan lebih jauh, program PEN juga mampu menjadi motor pemulihan ekonomi sehingga mampu menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru dalam kurun September 2020 hingga Februari 2021.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, pemerintah juga terus bekerja keras menghadapi kondisi pandemi. Peningkatan kasus harian COVID-19 sejak akhir Juni direspons cepat oleh pemerintah, dengan pembatasan aktivitas yang lebih ketat, yakni PPKM Darurat di Jawa dan Bali selama periode 3-20 Juli 2021.
Protokol kesehatan 5M diperkuat, kesiapan layanan kesehatan dan 3T ditingkatkan. Target vaksinasi per hari terus dinaikkan secara bertahap mencapai level 1,5-3 juta vaksinasi per hari. Pemerintah juga mengantisipasi dengan penguatan program perlinsos sebagai bantalan yang dibutuhkan untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan.
“Pandemi masih memberikan ketidakpastian yang tinggi terhadap ekonomi. Oleh karena itu, saat ini pemerintah akan fokus melakukan berbagai langkah yang responsif agar pandemi dapat semakin terkendali dan langkah pemulihan ekonomi dapat terus berjalan. Percepatan vaksin, penguatan 3T, disiplin protokol kesehatan hingga pemberian perlindungan sosial akan terus dilakukan hingga kasus terkendali”, ungkap Febrio.
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (16/3). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Pemerintah juga tetap berkomitmen melakukan reformasi struktural untuk meraih potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Tujuannya agar pendapatan per kapita dapat terus ditingkatkan, kesejahteraan masyarakat menjadi semakin baik.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Bank Dunia melaporkan penurunan pendapatan per kapita ini membuat Indonesia kembali masuk pada kategori negara berpendapatan menengah bawah (Lower Middle-Income Country). Penurunan tingkat pendapatan per kapita selama masa pandemi ini tidak terelakkan.
Pada tahun 2020, perekonomian Indonesia tumbuh -2,1 persen. Ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa negara peer G-20 dan ASEAN, antara lain: India -8,0 persen, Afrika Selatan -7,0 persen, Brasil -4,1 persen, Thailand -6,1 persen, Filipina -9,5 persen dan Malaysia -5,6 persen. Hanya beberapa negara yang masih dapat tumbuh positif di tahun 2020, yaitu: China 2,3 persen, Turki 1,8 persen, dan Vietnam 2,9 persen.
Sebelum pandemi, Febrio menuturkan, Indonesia tengah berada dalam tren yang kuat dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Langkah Indonesia untuk menempuh taraf kesejahteraan masyarakat yang lebih baik tersebut dibangun melalui kerja keras melaksanakan pembangunan untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi secara konsisten rata-rata 5,4 persen dalam beberapa tahun terakhir sebelum pandemi.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut membawa Indonesia masuk ke dalam kategori negara Upper Middle-Income Country (UMIC), dengan pendapatan per kapita mencapai USD 4.050 di tahun 2019, sedikit di atas ambang batas minimal yakni USD 4.046. Sebagai catatan, berdasarkan estimasi Bank Dunia, ambang batas minimal untuk sebuah negara masuk menjadi UMIC tahun ini naik menjadi USD 4.096.
Kontraksi pertumbuhan ekonomi yang relatif moderat di 2020 bagi Indonesia didukung oleh kerja keras APBN dan kebijakan fiskal yang akomodatif. Capaian tingkat pendapatan per kapita Indonesia sebelum pandemi yang telah sedikit di atas ambang batas minimal negara berpendapatan menengah ke atas (UMIC) terpaksa harus kembali turun menjadi LMIC.
"Ini dampak tidak terhindarkan dengan adanya dampak dari pandemi," tambahnya.
ADVERTISEMENT