news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kemenkeu Prediksi Defisit APBN Berlanjut hingga Akhir 2022

24 November 2022 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatawarta. Foto: Dok. Humas Kemenkeu
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatawarta. Foto: Dok. Humas Kemenkeu
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 defisit senilai Rp 169,5 triliun atau setara 0,91 persen dari Produk Domestik (PDB) per Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Anggaran Isa Rachmatawarta memastikan tidak ada kebijakan untuk menahan belanja negara. Pemerintah memang mendorong kementerian/lembaga (K/L) lain untuk belanja berkualitas secara lebih disiplin tahun ini.
“Perkiraan sampai akhir tahun defisit kita akan terus bertambah, tapi akan jauh di bawah 4,5 persen diperkirakan dari Perpres 98/2022. Mungkin 4 bulan ke depan kita akan lebih akurat defisit tersebut,” ujar Isa dalam konferensi pers APBN Kita November 2022, Kamis (24/11).
Isa optimistis, posisi APBN lebih baik dari ditargetkan di Perpres, karena pendapatan negara yang melaju cukup cepat tahun ini. Pendapatan negara tercatat mencapai Rp 2.181,6 triliun atau tumbuh 44,5 persen.
“Kementerian/lembaga melakukan beberapa perubahan terhadap prioritas, terutama saat menggunakan blokir automated adjustment yang mulai dirilis secara selektif,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Untuk realisasi belanja kompensasi, lanjut Isa, pemerintah mencoba membayar untuk kuartal III tahun 2022, yang akan dibayarkan pada bulan Desember.
“Ini adalah cara kita menjaga daya beli masyarakat, belanja K/L kegiatan pembangunan, belanja modal. Memang sedang terjadi perlambatan terutama BBM untuk industri naik, sehingga ada beberapa keterlambatan di (Kementerian) PUPR maupun (Kementerian) Perhubungan,” jelasnya.
Isa menekankan berbagai kebijakan bisa diambil, sehingga ada percepatan baik penyerapan anggaran maupun realisasi kegiatan hingga akhir tahun 2022.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengamati realisasi belanja negara mendorong dan membantu landasan pertumbuhan. K/L akan belanja lebih gencar, yang akan mengarah ke akhir tahun.
“Belanja non K/L tumbuh 54 persen, di sinilah belanja subsidi kompensasi yang melindungi masyarakat untuk mendorong pemulihan semaksimal mungkin. Transfer ke daerah masih meningkat cukup di kisaran 5,7 persen, tidak ada upaya pengurangan belanja negara,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT