Kemenkeu: Tambahan Subsidi Solar Rp 2.000 per Liter Sudah Bisa Dipakai

11 Juli 2018 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mengisi BBM jenis Solar di SPBU. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mengisi BBM jenis Solar di SPBU. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/ kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah memastikan penambahan subsidi solar menjadi Rp 2.000 per liter bisa dijalankan pada tahun ini, meskipun tak ada pengajuan APBN Perubahan 2018. Adapun pelaksanaannya tinggal menunggu keputusan Menteri ESDM.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, pemerintah masih mensubsidi solar sebesar Rp 500/liter. Adapun dalam APBN 2018, pagu anggaran untuk subsidi energi ditetapkan Rp 94,53 triliun, mencakup subsidi BBM dan elpiji Rp 46,9 triliun dan subsidi listrik Rp 47,7 triliun. Sementara tahun depan, pemerintah dan DPR juga sepakat menambah subsidi solar menjadi Rp 1.500-2.000/liter.
"Bisa tahun ini (tambahan susidi solar). Mekanismenya biasa, seperti mekanisme biasanya, nanti disiapin pemerintah. Kemenkeu secara prinsip sudah oke ya menyeimbangkan," kata Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (11/7).
Dia menegaskan penambahan subsidi tersebut bisa dilakukan meski tanpa APBN-P dengan melihat realisasi subsidi tersebut. "InsyaAllah, tergantung realisasinya. Subsidi itu berdasarkan realisasinya dan nanti diaudit BPK," katanya.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memastikan APBN 2018 masih cukup untuk membiayai beberapa tambahan belanja pemerintah. Dengan demikian, secara keseluruhan APBN tahun ini disebut masih baik dan tetap bisa mengakomodasi kebutuhan negara terhadap sejumlah kegiatan besar.
Apalagi pendapatan negara bisa bertambah Rp 8 triliun dari Pajak Penghasilan (PPh) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) migas di tahun ini akibat pelemahan rupiah.
"Seluruh kebutuhan belanja yang sudah direncanakan di 2018 tetap berjalan. Kami bahkan juga mengakomodasi beberapa tambahan belanja, seperti untuk Asean Games dan kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendesak," kata Sri Mulyani.
Hingga akhir Mei 2018, realisasi belanja subsidi energi (BBM dan listrik) sebesar Rp 49 triliun, mencapai 51,82% dari pagu APBN 2018, naik Rp 10 triliun atau 25,6% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp 39 triliun.
ADVERTISEMENT
Jika dibandingkan dengan realisasi Mei 2017 yang sebesar Rp 32,3 triliun, realisasi subsidi energi tahun ini membengkak hingga 51,7%.