Kemenkeu Ungkap Lokasi Pelabuhan Tikus Jalur Masuk Impor Baju Bekas ke RI

14 Februari 2023 15:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polda Kalimantan Utara melakukan pemeriksaan baju bekas milik oknum anggota Polri Briptu HSB. Foto:  ANTARA/Susylo Asmalyah.
zoom-in-whitePerbesar
Polda Kalimantan Utara melakukan pemeriksaan baju bekas milik oknum anggota Polri Briptu HSB. Foto: ANTARA/Susylo Asmalyah.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu, Askolani, mengungkapkan bahwa bisnis jual beli pakaian bekas impor banyak masuk melalui pelabuhan tikus. Sebab, pemerintah lebih mengawasi pergerakan arus masuk barang di pelabuhan besar.
ADVERTISEMENT
"Kalaupun lolos (baju bekas impor) kita tidak tahu ya dari mana lolosnya, tapi mungkin ada aja yang masih bisa kan tergantung kapasitas kita juga. Mungkin dia bisa lewat pelabuhan tikus yang mungkin tidak kita awasi," kata Askolani di Gedung DPR, Selasa (14/2).
Menurut dia, keberadaan pelabuhan tikus tidak menjadi perhatian oleh pihaknya. Hal ini juga yang membuat tidak adanya penerapan bea cukai di sana.
"Kita kan pelabuhan besar yang kita jaga. Tapi yang kita dapat info, kita dapatkan di pelabuhan di laut pasti kita lakukan penindakan," jelas dia.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Askolani. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Saat ditanya keberadaan pelabuhan tikus di Indonesia, Askolani menyebutkan pelabuhan itu mudah ditemukan di pesisir pulau Sumatera.
"Pelabuhan tikus banyak di pesisir Sumatera dan itu tentunya perhubungan, pemerintah daerah (pemda) yang punya posisi untuk itu," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan banyak penindakan terhadap impor baju bekas yang dilakukan pada wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Meski begitu, Askolani mengaku tidak tahu persis asal kedatangan baju tersebut. Ia menduga impor baju bekas banyak didatangkan dari Malaysia dan Singapura.
"Jumlahnya teman-teman teknis yang tahu, tapi banyak di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Semua kita jalani untuk penindakan, konsisten saja tidak mungkin kita biarkan," pungkas Askolani.