news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kemenkop UKM: 70 Persen Cangkul yang Beredar di Indonesia dari Impor

11 Desember 2019 17:58 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cangkul. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cangkul. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop) dan UKM sore ini menggelar pertemuan bersama perusahaan dan kepala dinas pemerintah daerah mengenai pengadaan cangkul. Dalam pertemuan kali ini, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ingin mengetahui persoalan cangkul yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah lantaran masih impor.
ADVERTISEMENT
Teten mengatakan, dalam pertemuan pertama ini pihaknya menginginkan agar produksi cangkul dari UKM di daerah mampu memenuhi seluruh kebutuhan di dalam negeri. Sebab, persoalan cangkul ini cukup membuat Presiden Jokowi geram.
“Itu memalukan sekali (cangkul impor) kita bisa paham mengangkat isu cangkul coba diusut. Pertemuan kali ini kita hanya ingin tahu baik swasta dan pemerintah lalu kemampuan kita memproduksi berapa, makanya diundang,” tegasnya saat ditemui di Gedung Kemenkop UKM, Jakarta, Rabu (11/12).
Menkop dan UKM, Teten Masduki (kedua kiri) saat menggelar pertemuan terkait isu cangkul di Kantornya, Jakarta, Rabu (11/12). Foto: Abdul Latif/kumparan
Sementara itu, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Braman Setyo mengungkapkan, sekitar 70 persen cangkul yang beredar di Indonesia adalah cangkul impor.
Dia mengatakan, berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kebutuhan cangkul di Indonesia setiap tahun sebanyak 10 juta unit. Adapun 3 juta unit cangkul diproduksi di dalam negeri sementara sisanya diduga cangkul impor.
ADVERTISEMENT
“(Produksi) 2,5 juta (dari) industri besar. Sementara 500 ribu dari IKM binaan Kemenperin. Oleh karena itu kemungkinan 7 juta dari impor,” katanya.
Menkop dan UKM, Teten Masduki menggelar pertemuan terkait isu cangkul di Kantornya, Jakarta, Rabu (11/12). Foto: Abdul Latif/kumparan
Braman menambahkan, kebutuhan cangkul ini diperuntukan untuk pertanian dan non pertanian. Sekitar 80 persen produksi cangkul dalam negeri berada di Pulau Jawa.
Salah satu hambatan utama dalam produksi cangkul di dalam negeri adalah pasokan bahan baku. “Isu yang berkembang, kebutuhan bahan baku memang sulit,” ucapnya.