KemenkopUKM Ajak Masyarakat Berbelanja di Hari Belanja Diskon Indonesia

9 Juli 2021 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki. Foto: dok. KemenkopUKM
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki. Foto: dok. KemenkopUKM
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) memberikan dukungan pada penyelenggaraan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI).
Acara yang digagas oleh Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) beserta mitra dan stakeholder ini rencananya digelar sepanjang bulan Agustus 2021, bertepatan dengan momen perayaan Hari UMKM Nasional dan Hari Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap, HBDI menjadi momentum kebangkitan industri pariwisata dan industri ritel Indonesia yang terdampak pandemi.
MenkopUKM pun mengajak masyarakat luas untuk berbelanja di program HBDI sebagai langkah menghidupkan kegiatan ekonomi nasional.
Berdasarkan data statistik, jumlah peritel, brand, dan pusat perbelanjaan yang berpartisipasi di HBDI terus meningkat setiap tahunnya. Teten menjelaskan, dalam 4 tahun jumlah peritel yang ikut serta tumbuh hampir 2 kali lipat, diikuti oleh total 500 brand berpartisipasi, serta pada tahun lalu melibatkan 375 pusat perbelanjaan di 91 kota. Bahkan, katanya, nilai transaksi HBDI 2019 sebesar Rp20 triliun dan meningkat menjadi Rp 22, 5 triliun di tahun 2020.
"Tren baik tersebut tentu juga harapannya dapat memberikan dampak positif dari sisi transaksi yang meningkat bagi peritel dan UMKM Indonesia," ujarnya pada kesempatan Pencanangan Vaksinasi COVID-19 untuk Penyandang Disabilitas dan Kick Off Hari Belanja Diskon Indonesia Tahun 2021, Jumat (9/7).
Selain itu, Teten berharap HBDI dapat menjadi lokomotif transformasi digital UMKM unggulan Indonesia serta membuka akses UMKM ke rantai pasok industri besar. Menurutnya, transformasi digital memungkinkan akses ke pasar yang lebih luas, membenahi proses bisnis agar lebih efektif dan efisien, tata kelola usaha, serta SDM yang lebih teratur, hingga akses pembiayaan.
Perajin mengangkut tempat tidur bayi berbahan rotan pesanan pelanggan di kiosnya. Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
"Setahun ke belakang, kita menyaksikan bagaimana harmonisasi antara pemerintah dan seluruh elemen termasuk rekan-rekan asosiasi peritel sukses menghadirkan tambahan 6,7 juta pelaku UMKM dalam ekosistem digital,” kata Teten.
Lebih lanjut, Teten menjelaskan, sebanyak 13,7 juta pelaku UMKM atau setara 21 persen total populasi pelaku usaha telah mengekspansi bisnisnya ke ranah digital. Pada tahun 2024, pemerintah menargetkan angkanya mencapai 30 juta.
MenkopUKM juga mengapresiasi Kementerian Perdagangan yang telah berkomitmen untuk mendukung UMKM menggunakan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).
"Saya juga mengapresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang konsisten berinovasi dalam memajukan pelaku usaha di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif," tambahnya.
Dalam acara yang sama, Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah juga menegaskan, situasi pandemi memaksa sektor ritel untuk terus berupaya melakukan terobosan baru, mulai dari penjualan secara digital hingga jenis pembayaran yang beragam.
"Dengan situasi seperti ini, sektor ritel akan terus mencari upaya untuk melakukan terobosan, agar bagaimana ekonomi terus berjalan. Adapun upaya perdagangan harus dimulai dengan cara baru, kita undang marketplace, dan berbagai jenis model pembayaran. Harapannya ekonomi dapat berputar dari Sabang sampai Merauke, agar ekonomi dapat cepat pulih," kata Budihardjo.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI