KemenkopUKM Fokus Kembangkan Startup di Empat Sektor Unggulan

27 Maret 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
MenkopUKM Teten Masduki dalam Lokakarya bertema “Unlocking Global Success: Empowering MSMEs and Startups with Relevant Strategies and Pitching Mastery" yang digelar di Universitas Gadjah Mada, Rabu (27/3). Foto: dok. KemenkopUKM
zoom-in-whitePerbesar
MenkopUKM Teten Masduki dalam Lokakarya bertema “Unlocking Global Success: Empowering MSMEs and Startups with Relevant Strategies and Pitching Mastery" yang digelar di Universitas Gadjah Mada, Rabu (27/3). Foto: dok. KemenkopUKM
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) tengah fokus untuk mengembangkan startup di empat sektor unggulan. Sektor tersebut yaitu agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi.
Dalam Lokakarya bertema “Unlocking Global Success: Empowering MSMEs and Startups with Relevant Strategies and Pitching Mastery" yang digelar di Universitas Gadjah Mada (27/3), MenkopUKM Teten Masduki mengatakan, target pengembangan startup pada keempat sektor ini menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan ekonomi nasional dan dampak positif sosial.
Teten menyebut, saat ini terdapat 2.605 startup di Tanah Air dan menempatkan Indonesia sebagai negara keenam dengan startup terbanyak di dunia. Dari sisi valuasi, terdapat 15 startup Indonesia yang tumbuh menjadi unicorn dan decacorn.
Sayangnya, dari jumlah itu masih didominasi oleh startup yang bergerak di sektor perdagangan dan jasa pembiayaan. Padahal kontribusi terhadap PDB nasional dan kesejahteraan masyarakat dari dua sektor ini relatif kecil.
MenkopUKM Teten Masduki dalam Lokakarya bertema “Unlocking Global Success: Empowering MSMEs and Startups with Relevant Strategies and Pitching Mastery" yang digelar di Universitas Gadjah Mada, Rabu (27/3). Foto: dok. KemenkopUKM
"Ekosistem startup kita memang masih belum sebaik seperti Korea Selatan, Jepang, Belanda, atau Inggris tapi kami yakin banyak investor yang ingin masuk di startup asal kita siapkan mereka dengan baik, kita lakukan business matching dan fasilitasi," kata Teten.
Ia menambahkan, potensi pengembangan startup di sektor agribisnis, akuakultur, bisnis ramah lingkungan, dan teknologi masih terbuka lebar. Untuk itu, diperlukan kolaborasi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan agar prosesnya berjalan lancar.
Ada empat fase yang dapat dilakukan dalam mendukung pengembangan startup. Di antaranya kesesuaian dalam memberikan solusi suatu masalah (problem solution fit), kesesuaian pasar produk (product market fit), kesesuaian model bisnis (business model fit), dan keberlanjutan bisnis (sustainability over time).
"Fase pertama dan kedua menjadi tahapan yang paling kritis sehingga diperlukan sinergi dan kerja sama dengan berbagai pihak," kata Teten Masduki.

Startup Indonesia Kerap Alami Masalah Finansial

Salah satu permasalahan klasik yang dihadapi para startup adalah persoalan finansial. Dengan dana terbatas, startup sangat bergantung pada model pendanaan dari angel investor dan modal ventura –termasuk impact fund atau tech capital– yang dapat mendorong pertumbuhan dan inovasi mereka.
Para peserta Lokakarya bertema “Unlocking Global Success: Empowering MSMEs and Startups with Relevant Strategies and Pitching Mastery" yang digelar di Universitas Gadjah Mada, Rabu (27/3). Foto: dok. KemenkopUKM
"Saya mengajak perusahaan modal ventura, bank, perusahaan fintech, aplikasi pendukung keuangan, dan lembaga donor untuk bersama-sama membantu startup dalam mengakses pembiayaan sesuai kebutuhan dan kemampuan mereka," kata Teten.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UGM Ova Emilia menegaskan kesiapannya untuk membangun kerja sama dan sinergi yang kuat dengan pemerintah dalam mengembangkan ekosistem bisnis bagi startup dan UMKM yang lebih sehat.
Menurut Ova, pengembangan ekosistem bisnis berbasis digital menjadi suatu keharusan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
"UGM sangat siap dan berkomitmen untuk memperkuat kerja sama melalui penguatan sistem unggulan yang ber-impact pada sosial ekonomi masyarakat," kata Ova.
Ova juga mengapresiasi berbagai inisiatif dan kebijakan dari KemenKopUKM dalam mendorong peningkatan ekosistem bisnis berbasis startup dan UMKM. Dalam pandangannya, berbagai inisiatif tersebut telah memberikan ruang yang lebih besar bagi startup dan UMKM untuk meningkatkan jejaring pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Kami tidak ragu lagi atas peran dari KemenKopUKM. Kita ketahui bersama bahwa UMKM terbukti menjadi sektor yang mampu bertahan dalam situasi krisis apapun," kata Ova.
Lokakarya bertema “Unlocking Global Success: Empowering MSMEs and Startups with Relevant Strategies and Pitching Mastery" yang digelar di Universitas Gadjah Mada, Rabu (27/3). Foto: dok. KemenkopUKM
Sementara itu, UK Development For ASEAN & Indonesia, Amanda McLoughLin menambahkan, kolaborasi dengan pemerintah diharapkan dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Salah satunya melalui inisiatif program pemberdayaan perempuan yang telah dijalankan di Surabaya.
"Kami menyadari bahwa dukungan bukan hanya tentang memberikan akses pembiayaan, melainkan juga melalui pembekalan para startup dengan keterampilan yang diperlukan, sehingga dapat berkembang dan bersaing di pasar yang saat ini semakin kompetitif," kata Amanda.
Dalam acara Unlocking Global Success: Empowering MSMEs and Startups with Relevant Strategies and Pitching Mastery, kata Amanda, pihaknya juga berkomitmen untuk senantiasa menghadirkan pakar dari beberapa lembaga penting di bidang kewirausahaan seperti MIT Reap.
"Saya berharap dengan langkah ini dapat memperluas akses mentoring bagi para startup sehingga mereka bisa mendapat pandangan yang beragam dan lebih luas," ujar Amanda McLoughLin.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio