Kemenparekraf Tak Pasang Target Tinggi untuk Kunjungan Wisman di 2020

16 Januari 2020 16:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan yang sedang menikmati wisata watersport di Tanjung Benoa, Bali. Foto: Dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan yang sedang menikmati wisata watersport di Tanjung Benoa, Bali. Foto: Dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tak memasang target tinggi untuk kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Asisten Deputi Investasi Pariwisata Kemenparekraf Hengki Manurung mengatakan, pihaknya menargetkan kunjungan wisman sebanyak 17 juta orang. Dia menjelaskan, pihaknya akan lebih mengutamakan kualitas wisman dari lama tinggal ketimbang jumlah kunjungan.
“Kita tidak bicara lagi jumlah kunjungan 20 juta, 100 juta, tapi yang kita kejar adalah lama tinggalnya wisatawan,” katanya saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (16/1).
Adapun peningkatan kualitas ini akan tercermin dari lama waktu wisman di dalam negeri. Biasanya, lanjutnya, rata-rata wisman hanya menghabiskan sekitar tiga hari dua malam.
“Nantinya kita ingin bisa 10 hari tinggal, devisa yang diperoleh sekitar 1.500 - 2.000 dolar AS. Memang susah tapi itu harus kita lakukan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, target devisa pariwisata tahun 2020 belum dapat dipastikan. Hengki mengatakan, fokus pada kualitas wisman yang jelas akan meningkatkan perolehan devisa pariwisata karena lama tinggal dan jumlah belanja juga akan lebih berkualitas.
Wisatawan melintas di jembatan lintas di Marina Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (28/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Selain itu, Hengki juga akan mulai fokus menggarap pasar Meeting, Incentives, Conferencing, Exhibition (MICE). Sesuai tren tahunan, dari total kunjungan wisman, sebanyak 25-30 persen merupakan wisman yang berkunjung untuk kepentingan MICE.
Menurutnya, MICE perlu dipadukan dengan paket berwisata sehingga memberikan manfaat ganda bagi pariwisata nasional.
"Misalnya dia ada pertemuan di Medan, wisatanya ke Aceh atau ke Padang. Kita akan kawinkan MICE dengan leisure. Karena itu, harus ada event yang menarik di destinasi," katanya.
Lebih lanjut, Hengky menilai, perlu ada kerja sama yang baik antar-pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha wisata, akademisi, hingga media. Kerja sama antar unsur pentahelix itu akan diperkuat tahun ini sehingga pengembangan pariwisata di setiap destinasi lebih terarah dan memberikan dampak positif yang bermanfaat bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT