Kemenperin: RI Sudah Siap Kembangkan Industri Kendaraan Listrik

19 Mei 2022 19:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas Toyota xEV Center di Karawang. Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas Toyota xEV Center di Karawang. Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia tengah berupaya mengurangi emisi karbon salah satunya dengan mendorong industri kendaraan listrik. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengeklaim bahwa saat ini Indonesia telah siap, baik dari segi regulasi maupun infrastrukturnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier, menjelaskan saat ini di Indonesia ada 22 industri kendaraan roda empat, dan di antara industri tersebut telah ada yang menginisiasi mengembangkan mobil listrik.
Selain itu, menurutnya dari segi regulasi juga Indonesia sudah siap. Terlebih dia melihat lintas kementerian/lembaga juga telah menyatakan komitmennya.
"Kita ada Perpres 55, ada kementerian lain yang menyiapkan, ESDM juga punya plan di situ, PLN juga menyiapkan. Dan Kemenperin roadmap sudah siap," kata Taufiek saat di Toyota xEV Center Karawang, Kamis (19/5).
Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TIMMIN), Bob Azam. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Dia menjelaskan, peran pemerintah dalam mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik dilakukan bertahap. Yang pasti menurutnya, pemerintah sudah siap dengan regulasinya.
"Jadi ramah lingkungan ini sudah ada di regulasi. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa Indonesia sudah siap masuk di kendaraan mobil listrik," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan menurutnya, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk mobil listrik ini sudah mumpuni. "TKDN sudah siap. Kementerian lain, BUMN, sudah bersama-sama mewujudkan itu," katanya.
Ditemui di satu lokasi, Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, justru mengatakan saat ini tingkat TKDN kendaraan listrik di Indonesia masih rendah.
"Kalau teknologi baru pasti TKDN nya akan lebih rendah. TKDN itu tergantung dari economic scale nya. Mobil itu dipakai berapa banyak orang. Semakin banyak dipakai, TKDN punya peluang lebih tinggi lagi," kata dia.
Terkait peluang tersebut, Bob mengatakan Indonesia cukup punya peluang namun harus bersaing dengan kompetitor dari negara lain dalam produksi komponen-komponen kendaraan listrik tersebut.
Menurutnya, pihaknya sebagai pelaku industri berperan untuk memberikan feedback kepada pemerintah seperti regulasi yang ditetapkan di negara lain berbeda dengan regulasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Mereka pajaknya lebih rendah. Kita juga harus kasih masukan seperti itu sehingga populasinya (pengguna kendaraan listrik) lebih besar. Kalau populasi lebih besar TKDN bisa tinggi. Gak bisa pajaknya tinggi berharap TKDN tinggi," pungkas Bob.