Kemenperin: Semakin Turun Harga Gas, Makin Besar Keuntungan Negara

25 September 2019 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menyiapkan Meter Regulator Station (MRS) untuk penyaluran gas di stasiun induk PT Java Energy Semesta di Gresik, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menyiapkan Meter Regulator Station (MRS) untuk penyaluran gas di stasiun induk PT Java Energy Semesta di Gresik, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
ADVERTISEMENT
Rencana PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN menaikkan harga gas, direspons oleh banyak pihak. Kenaikan tersebut dinilai akan memberatkan sektor industri.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono, mengatakan harga gas seharusnya turun. Selain meningkatkan daya saing, pendapatan negara juga bisa bertambah.
"Semakin kita turunkan harga gas (bumi) semakin besar keuntungan negara, bukan rugi tapi makin untung. Nah kalau diturunkan USD 2- USD 3, kira-kira pendapatan negara bisa Rp 20-40 triliun," katanya saat ditemui di sela-sela Forum Diskusi Industri Pengguna Gas Bumi, Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (25/9).
Saat ini harga gas bumi masih belum merata di setiap daerah. Harga gas bumi antara USD 9 per MMBTU hingga USD 17 per MMBTU.
Padahal, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40 Tahun 2016 tentang penetapan harga gas bumi sebesar USD 6 per MMBTU.
PGN pasok gas bumi ke industri. Foto: Dok. PGN
Sigit mengatakan, jika harga gas bumi untuk pelanggan industri naik, maka hal tersebut akan berdampak pada banyak sektor industri Tanah Air.
ADVERTISEMENT
"Karena kontribusi gas itu kepada sektor industri 30-35 persen. Jadi coast struktur gas di dalam industri tersebut," lanjutnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Johnny Darmawan, mengatakan meski perpres tersebut resmi diberlakukan sejak 3 tahun lalu, tapi implementasi di lapangan belum terjadi sepenuhnya.
"Namun setelah 3 tahun berlalu kenyataannya tak kunjung terimplementasikan, karena hingga saat ini harga jual gas industri masih tetap tinggi dan belum ada perubahan," katanya.