Kementerian BUMN Pastikan Penyaluran Kredit ke UMKM Dilakukan Hati-hati

26 Maret 2024 17:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting saat kunjungan Expo PaDi UMKM 2023 di Sarinah Jakarta, Jumat (16/6/2023).  Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting saat kunjungan Expo PaDi UMKM 2023 di Sarinah Jakarta, Jumat (16/6/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Staf Ahli Bidang Keuangan Dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting, memastikan pemerintah mempunyai anggaran banyak untuk disalurkan ke pelaku UMKM. Namun, dana yang ada tidak bisa asal digelontorkan.
ADVERTISEMENT
Loto mengatakan ada aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menegaskan penyaluran kredit dari pelat merah harus menjaga kualitas.
“Kalau ditanya apakah sebenarnya UMKM ini kekurangan akses pembiayaan, sebenarnya ada dana berlimpah ingin disalurkan kepada UMKM. Namun, sesuai dengan mungkin aturan regulator OJK tentunya ada kualitas kredit harus dijaga dalam porsi-porsi tertentu,” kata Loto dalam acara Seminar UMKM Investortrust di Jakarta Pusat, Selasa (25/3).
Loto menegaskan dalam menyalurkan pembiayaan harus dengan prinsip kehati-hatian dan mengukur kemampuan UMKM dalam membayar kredit tersebut. Ia mengungkapkan BUMN menyediakan berbagai skema pembiayaan yang dapat disesuaikan dengan kemampuan UMKM.
“Namun dari sisi ketersediaan pembiayaan sebenarnya ada banyak skema-skema pembiayaan yang sudah disediakan, baik itu yang tanpa agunan seperti mungkin program pendanaan usaha mikro kecil yang melalui dana TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) maupun juga program Group Lending Mekkar yang disalurkan oleh PNM,” terang Loto.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, UMKM dapat membayarkan tarif komersial meskipun tidak mempunyai agunan. Hal tersebut dikarenakan ekosistem pembiayaan yang terbentuk sudah dalam keadaan baik.
“Sehingga karena prinsipnya adalah tanggung renteng mereka memilih mitra-mitra kelompoknya yang memang punya karakter yang baik dan mereka bersama-sama menjaga kualitas kreditnya. Sehingga mereka tidak harus menalangi apabila ada yang default,” tutur Loto.