Kementerian PUPR Selektif Bangun Proyek Baru, Ekonom Peringatkan Ini

16 April 2021 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (ketiga kiri) bersama stafnya meninjau proyek penataan Waduk Muara Nusa Dua di Denpasar, Bali, Jumat (14/6). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (ketiga kiri) bersama stafnya meninjau proyek penataan Waduk Muara Nusa Dua di Denpasar, Bali, Jumat (14/6). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah kesempatan baru-baru ini, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan akan mulai selektif dalam membangun proyek-proyek baru supaya tidak mangkrak. Keputusan ini berdampak pada pengurangan pembangunan proyek dari berbagai kementerian lain.
ADVERTISEMENT
Menanggapi keputusan tersebut, Ekonom Indef Enny Sri Hartati menyampaikan, pemilihan proyek-proyek ini harus melalui dasar yang jelas. Pertama soal dampak ekonomi terhadap sekitar.
"Melalui (Kementerian) PUPR dilakukan evaluasi dari evaluasi itu ketahuan proyek mana yang memiliki perekonomian mana yang lebih tinggi kurang efektif,” katanya kepada kumparan, Jumat (16/4).
Selain itu, Enny mengatakan supaya Kementerian PUPR memastikan kembali pembangunan proyek bukan berdasarkan kepentingan politik. Sejauh ini Enny mengaku belum melihat adanya dampak proyek infrastruktur yang signifikan terhadap perekonomian, khususnya dalam hal logistik.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono meninjau tol layang Jakarta-Cikampek sebelum dioperasikan pada November 2019. Foto: Dok. Kementerian PUPR
"Yang jelas sekali terlihat infrastruktur tidak ada penurunan signifikan 23-24 persen (logistik cost) terus apa arti penting manfaat proyek infrastruktur selama ini kalau hanya menambah utang," tegas Enny.
Berdasarkan data Bank Dunia, indeks performa logistik (Logistics Performance Index/LPI) 2018 berada di level 3,15 dari skala 1-5. Indeks daya saing logistik Indonesia berada di bawah Singapura (4,0), Thailand (3,41), Vietnam (3,27) serta Malaysia (3,22).
ADVERTISEMENT
Belum lagi Enny mengatakan dampak penumpukan utang akan membuat defisit neraca perdagangan semakin tinggi. Ia juga mengingatkan perusahaan BUMN karya yang kinerja keuangannya saat ini tengah berdarah-darah.
"Banyak proyek infrastruktur dibangun tidak punya multiplier perekonomian, bahkan tidak mampu menarik (pelaku usaha)," ujarnya.