news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kementerian PUPR Targetkan Bangun 11 Juta Rumah Layak Huni hingga 2024

15 Mei 2022 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembangunan rumah subsidi di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembangunan rumah subsidi di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria
ADVERTISEMENT
Kementerian PUPR mengakui bahwa kebutuhan masyarakat akan perumahan masih belum terpenuhi sampai saat ini. Backlog atau masalah kekurangan pasokan rumah masih menghantui sektor perumahan.
ADVERTISEMENT
Dirjen Perumahan PUPR Iwan Suprijanto mengungkapkan, berdasarkan data Susenas pada tahun 2021, backlog perumahan mencapai 12,7 juta rumah tangga.
Dalam rangka menyelesaikan backlog tersebut, pengadaan perumahan kemudian masuk dalam salah satu program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 hingga 2024.
"Pemerintah menargetkan peningkatan rumah tangga yang menempati rumah layak huni, dari semula 56,7 persen menjadi 70 persen, atau ekuivalen 11 juta rumah tangga," ujar Iwan membuka acara Indonesia Properti Expo yang digelar BTN, Minggu (15/5).
Pemenuhan kebutuhan perumahan layak huni ini, kata Iwan, bisa dicapai apabila kerja sama dengan seluruh stakeholder digenjot. Termasuk kerja sama dengan pengembang dalam hal meningkatkan kualitas perumahan, serta dengan perbankan dalam rangka memberikan akses pembiayaan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah mendorong pengembang melalui berbagai insentif. Seperti di antaranya insentif-insentif keringanan pajak hingga kemudahan perizinan kepada pengembang.
"Dari sisi demand, khususnya MBR, perbankan berperan memfasilitasi penyaluran subsidi pemerintah. Antara lain FLPP, SBUM, Bantuan Pembiayaan Berbasis Tabungan (BP2BT), serta tabungan pembiayaan rumah (Tapera)," jelasnya.
Upaya pemenuhan kebutuhan perumahan ini, lanjutnya, juga bakal berdampak terkereknya perekonomian nasional. Sektor properti digadang-gadang setidaknya mampu menggerakkan 174 sektor lainnya.
"Mulai dari jasa, bahan bangunan, hingga keuangan. Serta berdampak pada ekonomi dan tenaga kerja," tutur Iwan.
Pada kuartal I 2022, kata Iwan, Badan Pusat Statistik mengungkapkan sektor real estate tumbuh 3,78 persen yoy. Sementara sektor konstruksi tumbuh 4,83 yoy.
"Indonesia Expo ini kami harapkan jadi momentum mempercepat pemenuhan kebutuhan perumahan, sekaligus pemulihan ekonomi," tutur Dirjen Perumahan PUPR itu.
ADVERTISEMENT