Kemlu Protes WHO soal Anjuran Menghindari Konsumsi Minyak Kelapa Sawit

20 Mei 2020 20:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS / Tarmizy Harva
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja membongkar buah kelapa sawit di unit pemrosesan minyak kelapa sawit milik negara. Foto: REUTERS / Tarmizy Harva
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini mengeluarkan infografis berjudul 'Nutrition Advice for Adults During COVID-19'. Imbauan tersebut diterbitkan Kantor Regional WHO Mediterania Timur pada 7 Mei 2020.
ADVERTISEMENT
Salah satu isi dari imbauan tersebut memuat tentang anjuran agar masyarakat menghindari mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh. Minyak kelapa sawit digolongkan sebagai salah satunya yang masuk kategori itu.
Anjuran WHO ini pun lantas ramai-ramai diprotes Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC). Indonesia juga mengambil langkah serupa dengan negara-negara tersebut.
Direktur Perdagangan Komoditas dan Kekayaan Intelektual Kementerian Luar Negeri, Hari Prabowo, mengatakan Indonesia telah menyampaikan keberatan tersebut dan telah bersurat kepada WHO.
Menurut dia, imbauan tersebut telah menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat yang menganggap minyak sawit bisa memicu penularan COVID-19.
"Flyer tersebut yang mengeluarkan bukan WHO pusat, melainkan dari regional WHO, kita langsung menyampaikan keberatan ke WHO. Flyer itu kan imbauannya pola hidup sehat, namun menciptakan mispersepsi seolah dengan mengonsumsi produk tertentu bisa menimbulkan risiko menyebarkan COVID-19," ujar Hari dalam video conference, Rabu (20/5).
ADVERTISEMENT
Hari mengatakan, Indonesia sebagai salah satu produsen sawit terbesar perlu mengambil langkah protes. Kemlu juga mendorong WHO menginisiasi penelitian mengenai manfaat minyak sawit.
Pekerja menurunkan tandan buah segar kelapa sawit untuk diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO). Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SEAFAST Center IPB, Nuri Andarwulan, menilai imbauan tersebut menimbulkan kerancuan. Sehingga ia juga mendorong agar dilakukan riset lebih lanjut.
"Bagaimana asupan lemak yang berhubungan dengan COVID-19, ini publikasi yang dikeluarkan WHO Regional Eropa. Jadi disebutkan disitu farm oil, regional oil disebut, ini menjadi rancu karena data ilmiahnya tidak ada," ujar Nuri.
Selain itu, kata Nuri, WHO sendiri hingga saat ini belum mengeluarkan pedoman mengenai pemakaian minyak kelapa sawit.
"WHO itu memberikan rekomendasi tapi belum memberikan guideline. Kalau asupan gula, garam, sudah ada guideline-nya, WHO untuk lemak baru merupakan rekomendasi," kata Nuri.
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!