Kepala BKPM Dukung 500 TKA China Masuk Sultra: Mereka Punya Skill

28 Juni 2020 21:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pekerja di Morowali, Sulawesi Tengah  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pekerja di Morowali, Sulawesi Tengah Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Kedatangan tenaga kerja asing di tengah pandemi COVID-19 menjadi isu yang belakangan menuai kontroversi. Terbaru yakni akan masuknya sebanyak 500 TKA asal China ke Sulawesi Tenggara (Sultra).
ADVERTISEMENT
Rencana tersebut menuai penolakan karena selain adanya kekhawatiran akan semakin merebaknya virus corona, tenaga kerja di Indonesia sendiri saat ini tengah banyak yang menganggur.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia turut buka suara terkait masalah TKA ini. Bahlil justru menyatakan mendukung masuknya TKA tersebut.
"Terkait dengan tenaga kerja asing, tanpa bermaksud mengatakan apa-apa, saya mendukung Ibu Menteri Tenaga Kerja," ujar Bahlil dalam diskusi yang juga dihadiri Luhut Binsar Panjaitan dan Ida Fauziyah, Minggu (28/6).
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meluncurkan Command Center atau Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (KOPI) di kantor BKPM, Jakarta, Senin (23/3). Foto: Dok. BKPM
Lebih lanjut, Bahlil menyatakan bahwa para pekerja yang masuk tersebut merupakan mereka yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan di tanah air. Selain itu, mereka juga telah melewati proses verifikasi BKPM.
"Tenaga kerja asing yang masuk ini hanyalah orang-orang yang mempunyai skill yang sudah diverifikasi di BKPM. Karena ada kerja sama antara Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Menkumham dan BKPM untuk mengatur prosedur, tata cara tenaga kerja asing masuk ke Indonesia," sambung Bahlil.
ADVERTISEMENT
Sementara dalam acara yang sama, Menko Maritim Luhut B Panjaitan telah lebih dulu berkomentar soal pekerja asing ini. Menurut Luhut, kedatangan mereka bisa membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas.
Ia juga menegaskan, 500 TKA China di Sultra itu hanya akan berada di Indonesia selama rentang waktu tiga sampai 6 bulan. Kedatangan mereka salah satunya untuk berbagi keahlian kepada tenaga kerja lokal.
"Tenaga asing apa sih, dia datang 500 orang untuk 5.000 orang. Mereka hanya 6 bulan tinggal, ada yang 3 bulan ada yang 1 bulan tergantung keahlian masing-masing, dia harus teknologi transfer, wajib hukumnya ada teknologi transfer,” tegas Luhut.