Kesan Mirza Adityaswara yang Bakal Melepas Jabatan di BI

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat di wawancarai wartawan. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) Mirza Adityaswara memberikan kesan yang mendalam selama hampir enam tahun menjabat dewan gubernur di bank sentral.

Mirza yang menjabat sebagai DGS BI sejak 2013 tersebut mengatakan, masa yang paling berkesan yakni pada 2013-2018. Menurutnya, tahun tersebut penuh dengan tantangan perekonomian.

"Itu masa yang tidak mudah, karena gabungan dari suku bunga AS naik dari taper tantrum 2013, suku bunga naik sampai 2015, kemudian ada trade war, di sisi lain China ekonominya turun, ekspor kita turun. 2013-2018 bukanlah periode yang mudah," ujar Mirza di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Kamis (18/7).

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto (kanan) dan Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara (kiri) Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Namun menurutnya, periode 2019 ini tidak bisa dikatakan mudah. Meskipun Bank Indonesia saat ini telah menurunkan 25 poin bunga acuan ke level 5,75 persen.

"Di 2019 ini kita mulai bisa melakukan pelonggaran, tapi bukan dibilang kita periode easy going juga, tidak bisa," katanya.

Mirza pun bangga dengan para pimpinan BI yang solid. Menurutnya, saat menghadapi situasi sulit memang diperlukan tim yang kuat.

"Kami bersyukur tim BI adalah tim yang solid, ada juga KSSK, mengawal periode ini yang tidak mudah. Kita harus naikkan bunga dari 2013, kemudian periode menurunkan 2016-2017, naik lagi 2018. Dan sekarang bisa mulai menurunkan pelonggaran," tambahnya.

Masa jabatan Mirza akan berakhir pada 25 Juli mendatang. Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti akan menggantikan posisi Mirza.