Ketenaran Sepeda Brompton Mulai Memudar

3 Maret 2021 9:40 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Brompton WFH. Foto: Instagram/@wheelsforheroes
zoom-in-whitePerbesar
Brompton WFH. Foto: Instagram/@wheelsforheroes
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepeda Brompton memang menjadi idaman setiap orang Indonesia pada tahun lalu. Namun hanya orang-orang elite saja yang dapat menikmati sepeda lipat asal London itu. Tentu saja karena harganya yang sangat mahal untuk ukuran masyarakat Indonesia pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Tapi, euforia Brompton hanya tren saat awal-awal pandemi. Pada saat itu pedagang sepeda lipat menduga karena terbatasnya aktivitas yang kian membuat orang-orang bosan di rumah saja.
Kini tren Brompton mulai memudar, harganya cenderung mengalami penurunan karena lesunya penjualan. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan, Eko Wibowo mengakui penjualan sepeda Brompton turun drastis pada awal tahun ini.
Berikut kumparan merangkum fakta ketenaran sepeda Brompton yang mulai memudar

Pejabat Pamer Gowes Brompton, dari Susi Pudjiastuti hingga Sri Mulyani

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti pernah menggowes sepeda Brompton yang diunggahnya pada Minggu 15 Desember 2019 silam. Saat itu, Susi sedang menikmati Car Free Day (CFD) di Jakarta. Susi bercerita dia bersepeda dengan rute Hotel Borobudur, Monas, dan Senayan melewati area CFD.
ADVERTISEMENT
"Sudah lama saya tidak naik sepeda di Jakarta. Tadi saya lihat sudah teratur, enak sekali," ucap Susi dalam video di Instagramnya. Video dibuat saat Susi rehat untuk ngopi.
Brompton WFH. Foto: Instagram/@wheelsforheroes
Selain Susi, Menteri Keuangan Sri Mulyani turut meramaikan sepeda yang terbuat dari batang baja tersebut pada 2017 silam. Namun mendadak ramai dibahas kembali pada akhir Desember 2019 atau bertepatan pada kasus penyelundupan sepeda Brompton oleh Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara.
Sepeda Brompton tersebut diselundupkan di dalam pesawat baru milik Garuda Indonesia. Kasus itu terungkap, setelah Ditjen Bea Cukai memeriksa pesawat Airbus A330-900 yang baru tiba di hanggar GMF di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (17/11).
Sri Mulyani sambil memegang stang sepeda Brompton tersebut sempat bercanda. "Ini sepeda harga Rp 50 juta bisa bagaimana rasanya?" candanya di depan awak media sembari tersenyum.
ADVERTISEMENT
Beberapa pejabat lain yang turut memamerkan sepeda Brompton antara lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Anggota DPR RI Komisi III dari fraksi Nasdem Ahmad Sahroni juga dikenal sering memamerkan Sepeda Brompton miliknya. Hal itu juga bisa dilihat dari akun sosial media pria yang juga dikenal dengan julukan Crazy Rich Tanjung Priok.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memang dikenal juga sebagai sosok yang rajin olahraga termasuk bersepeda. Seringkali Sandi mengunggah aktivitas bersepeda merek Brompton di akun media sosial.

Kini Penjualannya Terus Merosot

Pemilik toko sepeda lipat Good Ride Bike Cafe, Deden Adhi, mengakui saat ini penjualan sepeda lipat mulai lesu. Tahun lalu penjualan Brompton melebihi ekspektasinya, namun awal tahun ini penjualan terus merosot.
ADVERTISEMENT
"Udah kaya kacang aja dulu, sekarang sebulan kejual satu aja udah bersyukur," katanya kepada kumparan, Selasa (2/3).
Deden merasakan penurunan penjualan sejak akhir tahun lalu. Pada saat itu orang-orang mulai melupakan tentang sepeda lipat. Deden menggambarkan situasi ini dengan pasar yang sedang jenuh.
Selain itu, harga untuk satu unitnya mengalami penurunan hingga Rp 10 juta. Berdasarkan catatannya pada tahun lalu harga Brompton mencapai Rp 47 juta per unit.
"Sekarang harga sudah kembali seperti semula Rp 37 juta per unit," imbuhnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat bersepeda. Foto: Facebook/Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda dan Mainan, Eko Wibowo, menyebut penurunan penjualan sepeda lipat lantaran mulai terjadinya musim hujan yang terjadi pada awal tahun.
Selain itu, penurunan terjadi lantaran faktor daya beli masyarakat. Masyarakat kini cenderung mengalokasikan uangnya ke kebutuhan lain yang lebih mendesak. Ia memperkirakan penurunan penjualan sepeda lipat terjadi sekitar 40 persen.
ADVERTISEMENT
"Musim hujan penjualan turun signifikan sampai 40 persen," tambahnya.