Ketua Kadin: Pertumbuhan Ekonomi RI di 2020 Paling Tinggi 5,1 Persen

29 Oktober 2019 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KADIN, Rosan Roeslani. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KADIN, Rosan Roeslani. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roeslani, menganggap kondisi perekonomian dunia tidak akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Rosan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di kisaran 5 persen.
ADVERTISEMENT
“Kita sih melihatnya di 5 persen lebih sedikit, 5 persen sampai 5,1 persen kalau dari kami assesment,” ujar Rosan di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (29/10).
Rosan mengatakan kuncinya harus ada stimulus atau kebijakan-kebijakan dari pemerintah. Salah satu yang disoroti Rosan adalah program Dana Desa. Menurutnya Dana Desa bisa menambah daya beli masyarakat desa yang ujungnya mampu mendongkrak perekonomian nasional.
“Faktor banyak, Dana Desa itu Rp 70 triliun setahun itu sektoral meningkatkan ekonomi desa dengan memberikan mereka pekerjaan melalui Dana Desa ini. Jadi kemudian ada stimulus-stimulus lain untuk menjaga pertumbuhan,” sebutnya.
Selain itu, pemerintah juga harus melihat sektor industri yang bakal berkembang di tahun 2020. Ia mencontohkan yang bakal tetap berkembang adalah ritel.
Ketua KADIN, Rosan Roeslani. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
“Kembali lagi kita mesti jeli melihat industri apa saja yang masih bisa tumbuh dan berkembang di kita. Kita lihat ritel masih berkembang walau kita lihat di mal masih ada yang kosong tapi kalau kita lihat trade dari online,” ungkap Rosan.
ADVERTISEMENT
Rosan juga percaya kabinet yang disusun Jokowi di periode kedua bisa membantu pertumbuhan ekonomi. Salah satu menteri yang dinilai Kadin bakal membawa dampak positif adalah Menteri BUMN Erick Tohir.
Sebagai catatan, dalam Undang Undang (UU) APBN 2020, pemerintah menetapkan pertumbuhan ekonomi 2020 mencapai 5,3 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, APBN 2020 dirancang sebagai instrumen dalam menghadapi sejumlah risiko global dan domestik. Mulai dari perlambatan ekonomi global, perang dagang AS-China, hingga ketidakpastian lainnya.
Selain itu, APBN 2020 juga ditujukan untuk terus memperkuat fondasi dan daya saing ekonomi agar tak terdampak secara negatif oleh gejolak global.