news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ketua Komisi V DPR Kritik Menhub: Bangun Bandara tapi Maskapainya Tak Ada!

24 November 2022 13:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kereta wisata melintas di sekitar Bandara Kertajati Majalengka, Jawa Barat. Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Kereta wisata melintas di sekitar Bandara Kertajati Majalengka, Jawa Barat. Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi V DPR, Lasarus, mengkritik Menhub Budi Karya Sumadi, lantaran banyak bandara yang sudah dibangun namun tidak ada maskapai penerbangan yang melayani.
ADVERTISEMENT
"Untuk bandara yang ada penerbangan komersial, per hari ini sudah banyak bandara kita, tapi enggak ada maskapai mau datang. Bisa jadi demand rendah atau memang tiketnya mahal," kata Lasarus dalam Raker Komisi V DPR bersama Menteri Perhubungan, Kamis (24/11).
Politikus PDIP Dapil Kalimantan Barat II itu mencontohkan apa yang terjadi di daerahnya, di Kalimantan Barat. Pada awalnya, bandara di wilayah itu ada 3 maskapai yang masuk, yakni Garuda Indonesia, Wings Air, dan NAM Air. Namun, sekarang tersisa hanya Wings Air.
"Wings itu 3 kali seminggu. Keluhan yang saya dapat dari masyarakat (tiketnya) mahal, harga tinggi. Pasti tinggi karena maskapai hanya satu yang terbang, tidak ada kompetitor. Persoalan untuk menurunkan harga tiket kan jadi masalah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Padahal, Lasarus menilai Kemenhub telah menyiapkan infrastruktur penerbangan dengan baik. Namun masalahnya mengapa tidak ada maskapai yang melayani di bandara tersebut.
"Kenapa enggak ada orang investasi di sektor infrastruktur yang sebenarnya sudah siap. Dan semua bandara ada petugas dari Kemenhub, tapi kenapa maskapai enggak mau terbang. Kenapa harganya dianggap mahal oleh masyarakat," ujarnya.
Demand Tinggi, Pesawatnya Sepi
Pengunjung berfoto di kawasan bandara Kertajati Majalengka, Jawa Barat. Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
Anggota Komisi V DPR RI, Boyman Harun, mengatakan sebenarnya kebutuhan penerbangan di Kalimantan Barat cukup tinggi, namun hal itu tidak diimbangi jumlah pesawat yang melayani.
"Di daerah kami, maskapai itu memang sangat terbatas. Yang dulunya tiga sekarang satu. Ini enggak sebanding, khususnya berkaitan dengan masalah Kabupaten Ketapang atau kabupaten lain di Kalimantan Barat, penumpangnya luar biasa," kata Boyman.
ADVERTISEMENT
Boyman juga mengeluhkan soal lonjakan harga tiket pesawat di Kalimantan Barat. Dia bahkan memberikan contoh, terbang dari Ketapang ke Pontianak, justru lebih mahal daripada terbang ke Jakarta.
"Biasanya kalau di Kabupaten Ketapang ke Pontianak tiketnya paling mahal Rp 600.000, sekarang sudah sampai Rp 1,2 juta. Jadi kalau Pontianak ke Jakarta lebih murah, daripada ke Ketapang yang hanya 30 menit," kata dia.
"Putussibau, Sintang, itu seminggu tinggal 3 kali bahkan kadang-kadang tak terbang. Jadi bandara dibuat, tapi tidak dimanfaatkan, saya pikir itu ruginya berkali-kali," pungkas Boyman.