Ketua OJK Dorong Merger Bank Syariah Milik Perbankan BUMN

21 September 2020 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mendorong Indonesia memiliki bank syariah terbesar. Salah satunya dengan mendorong sinergi atau merger bank syariah milik perbankan BUMN.
ADVERTISEMENT
“Kami menyambut baik kalau ada sinergitas lembaga keuangan untuk menjadi besar. Dan kami menyambut baik rencana yang dilakukan oleh Kementerian BUMN untuk membentuk satu sinergitas bank syariah yang lebih besar lagi,” ujar Wimboh dalam webinar Forum Riset dan Ekonomi Keuangan Syariah, Senin (21/9).
Menurut Wimboh, pihaknya juga ingin agar Indonesia memiliki bank syariah dengan modal inti di atas Rp 30 triliun atau masuk kelompok BUKU IV. Dia bilang, dengan bank syariah yang besar maka memiliki daya saing yang lebih kuat dan dapat berkompetisi dengan lembaga keuangan lainnya.
“Namun saat ini kita belum memiliki lembaga keuangan syariah yang besar yang bisa head to head kompetisi dengan lembaga lainnya, yang tentunya sudah lahir duluan dan cukup besar skalanya dan bisa kompetisi secara kuat,” jelasnya.
Ilustrasi Bank Mandiri Syariah. Foto: ANTARA FOTO/Audy Alwi
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berencana menyatukan bank-bank syariah anak usaha empat bank negara pada Februari 2021. Keempat bank syariah tersebut adalah Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, BRI Syariah, dan BTN Syariah.
ADVERTISEMENT
Meski belum membeberkan seperti apa proses merger dan konsep penyatuan bank-bank ini, Erick beralasan karena mayoritas masyarakat Indonesia muslim, jadi seharusnya memiliki industri perbankan syariah yang kuat.
Pengamat Perbankan Paul Sutaryono mengaku setuju dengan rencana Erick. Menurut dia, dengan digabungnya empat bank syariah bisa memperkuat permodalan dan industrinya akan menjadi lebih besar.
"Merger itu bertujuan supaya lebih berdaya saing karena modal bakal lebih tinggi," kata dia kepada kumparan, Minggu (12/7).