Ketua OJK: Indonesia Berpotensi Jadi Hub Ekonomi Syariah Dunia

17 September 2020 18:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengunjung berada di Halal Park, GBK, Selasa, (16/4). Foto: Iqbal FIrdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengunjung berada di Halal Park, GBK, Selasa, (16/4). Foto: Iqbal FIrdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia dinilai memiliki potensi ekonomi syariah yang menjanjikan. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan Indonesia telah menduduki peringkat pertama untuk pasar keuangan syariah global.
ADVERTISEMENT
Buktinya pada 2019 Indonesia mendapat skor 81,93 dalam Global Islamic Financial Report (GIFR). Menurutnya dengan modal tersebut, Indonesia bisa menjadi hub bagi ekosistem keuangan syariah dunia.
“Prestasi ini selayaknya menumbuhkan optimisme untuk mewujudkan cita-cita kita sebagai hub keuangan syariah dunia,” ungkap Wimboh dalam Webinar Peran Penjamin Syariah dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (17/9).
Apalagi menurut Wimboh, berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) pada 2019, Indonesia memiliki destinasi wisata halal terbaik, mengungguli 130 destinasi wisata halal di seluruh dunia.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ditambah, Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia yaitu mencapai 229 juta orang atau sekitar 87 persen dari total penduduk Indonesia. Bahkan, berdasar catatan OJK, jumlah santri di Indonesia tercatat sebanyak 3,96 juta orang di 25.938 pesantren.
ADVERTISEMENT
Menurutnya modal yang kuat ini bisa dimaksimalkan untuk mendukung pengembangan produk-produk berbasis syariah.
“Kita mempunyai basis yang kuat untuk pengembangan syariah. Berbagai upaya telah dilakukan di antaranya kita bisa berikan produk-produk berbasis syariah,” ujarnya.
Meski demikian dalam mewujudkan cita-cita tersebut, Indonesia masih perlu menciptakan ekosistem syariah yang lengkap. Yaitu mulai dari sektor keuangan, dari sisi demand, aktivitas ekonomi, informasi pendukung, hingga lembaga pendukung lain.
“Kita punya ekosistem lengkap seperti masjid, pesantren, lembaga keuangan, amil zakat, maupun marketplace syariah yang harus kita ciptakan sehingga sektor keuangan syariah bisa optimal,” tandasnya.