Ketua OJK soal Hasil Survei: Masyarakat Beinvestasi Belum Tentu Mengerti

24 November 2022 13:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengikuti uji kepatutan dan kelayakan Calon Ketua Dewan Komisioner OJK di Komisi XI DPR RI, Rabu (6/4/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengikuti uji kepatutan dan kelayakan Calon Ketua Dewan Komisioner OJK di Komisi XI DPR RI, Rabu (6/4/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen. Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen,
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner OJK (DK OJK), Mahendra Siregar, mengatakan indeks literasi keuangan tidak naik. “Tadi Pak Iman (Direktur Utama BEI) sampaikan market cap dan transaksi harian betul naik, tapi apakah yang bersangkutan semakin mengerti atau tidak, belum tentu,” ujar Mahendra dalam CEO Networking 2022 virtual, Kamis (24/11).
Mahendra menekankan literasi untuk investor harus diperbaiki. Investor bukan hanya sebatas jumlahnya yang mencapai 10 juta orang, namun juga mengenai kualitas investor tersebut.
“Kita bikin program khusus untuk peningkatan literasi dan inklusi keuangan, seluruh kita mendukungnya,” katanya.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri meminta sektor keuangan harus menyiapkan posisi untuk mencapai prioritas dan komitmen Indonesia, dan tidak sibuk untuk kebingungan masalah terkait literasi inklusi.
ADVERTISEMENT

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2022

Hasil SNLIK 2022 menjadi salah satu faktor utama bagi OJK dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun kebijakan, strategi, dan merancang produk/layanan keuangan sesuai kebutuhan konsumen serta dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
SNLIK 2022 menggunakan metode, parameter dan indikator yang sama seperti tahun 2016 dan 2019, yaitu indeks literasi keuangan mencakup parameter pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku. Sedangkan indeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan (usage).
Pada tahun 2020 - 2022, OJK menjadikan perempuan sebagai sasaran prioritas dalam arah strategis literasi keuangan. Di sisi lain, indeks inklusi keuangan laki–laki lebih tinggi yakni sebesar 86,28 persen, dibanding indeks inklusi keuangan perempuan di angka 83,88 persen.
Indeks literasi dan inklusi keuangan wilayah perkotaan masing-masing sebesar 50,52 persen dan 86,73 persen, lebih tinggi dibandingkan di wilayah perdesaan yakni sebesar 48,43 persen dan 82,69 persen. Namun demikian, gap indeks literasi keuangan semakin mengecil dari 6,88 persen di tahun 2019 menjadi 2,10 persen di tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Gap indeks inklusi keuangan juga semakin mengecil dari 15,11 persen di tahun 2019 menjadi 4,04 persen di tahun 2022. Hal ini sejalan dengan strategi pelaksanaan edukasi keuangan yaitu meningkatkan kuantitas pelaksanaan edukasi keuangan di wilayah pedesaan.
SNLIK 2022 juga mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah. Hasil yang diperoleh menunjukkan indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia meningkat dari 8,93 persen di tahun 2019 menjadi 9,14 persen di tahun 2022.
Sementara itu, tingkat inklusi keuangan syariah juga menunjukkan peningkatan menjadi 12,12 persen di tahun 2022 dari sebelumnya 9,1 persen pada periode survei tahun 2019.